Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pikir Lagi Sebelum Mencukur Rambut Kemaluan, Ini Risikonya

Riset baru justru membuktikan, membersihkan rambut kemaluan justru meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pikir Lagi Sebelum Mencukur Rambut Kemaluan, Ini Risikonya
net
Ilustrasi 

TRIBUNNERS - Kini banyak orang yang memilih menghilangkan bulu di organ intimnya.

Riset baru justru membuktikan, membersihkan rambut kemaluan justru meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS).

Dalam sebuah studi yang baru diterbitkan di jurnal Sexually Transmitted Infections, peneliti mensurvei ribuan orang Amerika Serikat mengenai riwayat seksual mereka, kebiasaan membersihkan rambut kemaluan dan apakah mereka memiliki IMS.

Lebih dari 7.500 orang menjawab survei tersebut. Menghilangkan rambut kemaluan amatlah populer di AS. Sekitar 66 persen pria dan 84 persen wanita membersihkan rambut di kelamin lewat metode waxing, cukur, laser.

Mereka yang membersihkan rambut kemaluan ini cenderung berusia muda, aktif secara seksual dan punya lebih banyak pasangan seksual.

Mereka cenderung melaporkan mengalami IMS, termasuk di antaranya herpes, HPV, sifilis, gonorea, chlamidia atau HIV.

Bahkan setelah peneliti menyesuaikan faktor yang mempengaruhi asosiasi tersebut, seperti usia dan jumlah pasangan seksual, menghilangkan rambut kemaluan dan penularan IMS masih berhubungan kuat.

BERITA REKOMENDASI

Semakin sering seseorang menghilangkan rambut kemaluannya, hubungan itu makin kuat. Orang yang menghilangkan rambut kemaluan setiap hari atau minggu ternyata 3,5 sampai 4 kali cenderung memiliki riwayat IMS.

Hasilnya tidak berarti mencukur dan waxing akan meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit menular seksual. Studi cross sectional ini hanya gambaran dan tak dapat menemukan sebab dan akibatnya atau menemukan mana yang terjadi lebih dulu, mencukur atau infeksi.

"Terlebih lagi, orang yang disurvei tak dimintai keterangan penyakit IMS yang dikonfirmasi secara medis dan riwayat penyakit yang dilaporkan sendiri tak selalu dapat dipercaya," kata ketua peneliti Dr Charles Osterberg, asisten profesor bedah di University of Texas Dell Medical School.

Tetapi studi pengamatan yang digambarkan Osterberg sebagai yang terbesar untuk melihat pola pembersihan rambut di kelamin di AS menimbulkan banyak pertanyaan.

Mungkin ketika dicukur, terjadi sobekan mikro sehingga virus dan bakteri lebih mampu masuk ke dalam kulit. Mungkin juga pencukuran merupakan tanda seseorang cenderung melakukan seks berisiko.


Jika itu benar, Osterberg mengatakan,"Jika dokter menemukan bukti pencukuran saat pemeriksaan fisik, mungkin dokter harus meminta praktik seks lebih aman atau riwayat seks mereka."

Dibutuhkan riset lebih jauh untuk menentukan apa peranan pencukuran dalam penularan IMS. "Masyarakat moderen mendikte persepsi mengenai kenormalan genital kita dan arti merasa menarik, feminin atau maskulin sudah berubah," ujar Osterberg.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas