Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Atasi Disfungsi Ereksi dengan Terapi Sel Punca

"Semua pria yang terlibat sudah mengonsumsi pil atau pun alat untuk membantu mereka bisa ereksi sebelumnya."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Atasi Disfungsi Ereksi dengan Terapi Sel Punca
LOWE PHOTOS
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terobosan riset sel punca (stem cell) memberikan harapan bagi pria penderita disfungsi ereksi (DE). Berkat terobosan itu, mereka yang menderita DE setelah operasi prostat berkesempatan menikmati hubungan seks normal lagi.

Dalam percobaan klinis awal, delapan dari 15 pria yang tak bisa menahan buang air kecil dan mengalami DE mampu berhubungan seks, enam bulan setelah menjalani terapi stem cell satu kali.

Begitu kata para ilmuwan kepada European Association of Urology pada pertemuan tahunan di London.

"Semua pria yang terlibat sudah mengonsumsi pil atau pun alat untuk membantu mereka bisa ereksi sebelumnya," kata pemimpin penelitian, Dr Lars Lund.

"Lima puluh tiga persen pria tetap memiliki kemampuan berhubungan seks setelah satu tahun tanpa menggunakan obat, implan atau pun alat-alat lain. Ini sangat menjanjikan," tambah profesor dari Odense University Hospital di Denmark itu.

Operasi prostat bertanggung jawab menyebabkan sampai 13 persen kasus disfungsi ereksi.

Peneliti menghilangkan sel-sel lemak dari perut pasien lewat sedot lemak. Mereka menjalani terapi singkat yang berubah menjadi stem cell multitujuan.

Berita Rekomendasi

Artinya, sel-sel itu mampu bermutasi hampir menjadi sel apa saja di tubuh.

Lund mengatakan studi ini merupakan pertama yang menginjeksi stem cell langsung ke penis memakai penyuntik. Di situ stem cell berubah menjadi sel-sel saraf dan otot juga sel endotelial yang melapisi pembuluh darah.

Para pria itu diberi bius saat menjalani prosedur itu dan keluar dari rumah sakit di hari sama.

Langkah penelitian selanjutnya adalah melaksankan percobaan terkontrol acak terhadap terapi itu.

Peserta akan diberi secara acak satu dari beberapa intervensi klinis bersama dengan grup kontrol di mana para peserta akan diberi plasebo alias terapi tanpa khasiat.

Riset ini masih di tahap awal. Hasilnya sejauh ini sudah menjanjikan.

Penulis: Dhorothea
Sumber: Independent

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas