Kurang Bergairah Saat Bercinta? Mungkin Ini Penyebabnya
Trauma dapat mempengaruhi psikis seseorang dan berdampak pada kehidupan lainnya seperti bercinta.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Gairah yang kurang dalam kehidupan bercinta adalah hal umum.
The recent Global Study of Sexual Attitudes and Behaviors (GSSAB) baru-baru ini menemukan 26 sampai 43 persen wanita di seluruh dunia memiliki gairah yang kurang dalam bercinta.
Faktor yang menjadi penyebab mungkin berbeda pada setiap wanita.
Baca: Saat Bergairah, Ini yang Terjadi Pada Otak Wanita
Dilansir dari laman Dailymail mengungkap beberapa hal yang bisa menyebabkan gairah seseorang menurun.
1. Memiliki kepercayaan diri yang rendah
Sebagian besar pecinta tertarik pada potensial fisik seseorang.
Saat seorang wanita mulai khawatir dengan penampilan dan berat badannya makan ia akan menjadi tidak percaya driri untuk berhadapn dengan suaminya.
Hal ini bisa mempengaruhi semangatnya dalam bercinta.
2. Pernah mengalami trauma dalam kehidupan bercinta
Tidak ada yang menginginkan kejadian buruk terjadi dalam dirinya.
Tapi tidak ada juga yang mencegah atau merubah suatu kejadian buruk yang sudah terjadi.
Mungkin beberapa wanita pernah mengalami hal buruk atau trauma dengan kehidupan bercinta, sehingga mereka merasa takut saat ingin melakukan hubungan intim dengan suaminya.
Trauma dapat mempengaruhi psikis seseorang dan berdampak pada kehidupan lainnya seperti bercinta.
3. Merasakan sakit saat bercinta
Alasan umum rasa sakit dalam bercinta adalah dikarenakan perubahan hormonal pada wanita yang biasa disebut menopause.
Rasa sakit ini terjadi karena pelumas alami dari tubuh seorang wanita sudah tidak diproduksi sebanyak saat wanita belum mengalami menopause.
4. Tidak memiliki cukup testosteron
Pengaruh fisiologis juga memeiliki peran penting terhadap gairah seorang wanita.
Pengaruh fisiologis itu seperti estrogen dan testosteron.
Estrogen berkontribusi terhadap reseptivitas seksual, dan testosteron adalah pendorong utama bagi wanita untuk meningkatkan gairahnya.
Kurangnya testosteron ini sering terjadi pada wanita yang sedang memasuki masa menopause. (*)
Reporter : Maria Andriana Oky