Bahaya Campak dan Rubella, Bisa Buta dan Tuli, Menkes Ingatkan Pentingnya Imunisasi
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengingatkan bahaya penyakit campak dan Rubella jika tak dicegah dengan imunisasi.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengingatkan bahaya penyakit campak dan Rubella jika tak dicegah dengan imunisasi.
Ia menjelaskan penyakit yang disebabkan oleh virus Rubella berbahaya, terutama bila menyerang wanita yang sedang hamil.
"Kalau kena rubela, mungkin enggak meninggal, tapi cacatnya luar biasa, bisa mengalami kebutaan, ketulian. Kita cegah ini dengan imunisasi," kata Menkes Nila dalam acara ekspos media di Gorontalo, Senin (16/7/2018).
Nila menekankan pentingnya imunisasi sebagai antibodi dan proteksi dari penyakit.
Ia mencontohkan kasus luar biasa (KLB) dampak campak disertai gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua akibat rendahnya tingkat imunisasi di wilayah tersebut.
Selain itu, Nila meminta masyarakat agar tak meributkan persoalan kehalalan vaksin Rubella.
Produsen vaksin Bio Farma, katanya, merupakan produsen vaksi terbesar nomor empat yang sudah mengekspor vaksin ke 133 negara.
"Saya minta maaf vaksin itu diekspor sebagian besar ke negara muslim di dunia, tapi kita ribut tentang halal," ujarnya.
Staf Khusus Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan Muhamad Subuh menjelaskan bahan baku vaksin MR produksi Bio Farma diimpor dari India.
Ia mengatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui biofarma sedang dalam proses melihat proses pembuatan vaksin tersebut.
"Sampai saat ini masih berproses karena wewenangnya dari MUI dan produsen. Tolong diyakini bahwa belum ada pengganti lain kecuali produk impor dari India," tegasnnya.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI menggelar imunisasi massal vaksin MR di Pulau Jawa dan Bali pada 2017.
Tahun ini pemerintah akan melakukannya kembali di 28 provinsi di luar Pulau Jawa Bali pada Agustus-September mendatang.