Bibir dan Lelangit Sumbing Jadi Masalah Kesehatan yang Terabaikan
Jumlah kasus baru bibir dan lelangit sumbing di Indonesia mencapai 7.500 per tahun
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permasalahan anak yang menderita bibir dan lelangit sumbing merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang kadang terabaikan.
Meski terlahir di era yang sudah lebih maju dengan pemerataan nutrisi yang jauh lebih baik, jumlah penderita bibir dan lelangit sumbing di Indonesia masih tergolong tinggi dan menjadi permasalahan serius yang harus segera ditangani.
Jumlah kasus baru bibir dan lelangit sumbing di Indonesia mencapai 7.500 per tahun.
Prof. dr. Chaula L. Sukasah, SpBP-RE (K), Kepala Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSCM-FKUI menyatakan, kelainan bibir dan lelangit sumbing ini mungkin tampak menakutkan dan menyebabkan beban pikiran pada orangtua, namun kelainan ini dapat diatasi dengan hasil yang baik bila ditatalaksana secara multi dan interdisiplin sejak dini.
"Penanganan bisa dilakukan sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangan, serta berkesinambungan," katanya di sela-sela program Cleft and Craniofacial Awareness and Prevention Month bertajuk “Mengukir Senyuman dan Harapan Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik di Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Ia mengajak orangtua pasien dan masyarakat untuk dapat mengenali secara dini supaya penderita bibir dan lelangit sumbing bias mendapat akses kepelayanan yang efektif sejak awal untuk mendapatkan hasil yang baik, tidak hanya secara estetik namun juga secara fungsional, sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif.
Bibir dan lelangit sumbing merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan ketidaksempurnaan pada struktur bibir atau lelangit mulut.
Bibir dan lelangit sumbing terjadi akibat gagalnya proses penyatuan bibir dan lelangit pada masa perkembangan janin, sehingga terdapat celah di antara rongga mulut dan rongga hidung.
dr. Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE (KKF), staf konsultan bedah plastik craniofacial di CCC menyatakan bahwa bibir dan lelangit sumbing ini dapat dikenali dengan terlihatnya celah atau tidak menyatunya bibir atas dan/atau lelangit yang dapat ditemukan pada satusisi atau kedua sisi bibir atas dan/atau lelangit.
Masalah yang dapat ditimbulkan tidak hanya masalah penampilan tetapi juga dapat menimbulkan masalah suara yang sangau karena lelangit mulut anak tidak sempurna sehingga tidak dapat mengucapkan kata dengan baik.
Kemudian masalah minum atau makan seperti susu yang keluar dari hidung saat bayi menyusui, masalah infeksi telinga, dan masalah pertumbuhan gigi dan tulang rahang atas.
"Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab kelainan bibir dan lelangit sumbing ini, namun diduga penyebabnya adalah multifaktorial, di antaranya adalah faktor genetik dan faktor lingkungan selain faktor nutrisi dan paparan obat-obatan atau penyakit tertentu selama kehamilan.
Dalam rangka memperingati Bulan Kepedulian Bibir dan Lelangit Sumbing yang jatuh setiap bulan Juli, Cleft and Craniofacial Center (CCC) RSCM-FKUI menggelar program Cleft and Craniofacial Awareness and Prevention Month bertajuk “Mengukir Senyuman dan Harapan Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik”.
Kegiatan ini meliputi bakti social multidisiplin bibir dan lelangit sumbing di RSCM, edukasi untuk orang tua pasien, pelatihan terapi wicara, dan pembentukan tim bakti sosial CCC RSCM-FKUI untuk menolong pasien-pasien sumbing di luar Jakarta.
Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI merupakan pusat pelayanan multidisiplin untuk penatalaksanaan bibir dan lelangit sumbing serta kelainan kraniofasial lainnya.
Unit ini berada di bawah Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Departemen Medik Ilmu Bedah, RS Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menyediakan berbagai layanan.
Tidak hanya pembedahan, namun CCC juga melayani terapi lainnya seperti terapi wicara, makan, dan gigi oleh tenaga medis yang telah terlatih di bidangnya masing-masing. Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI menawarkan pelayanan terpadu untuk penderita bibir dan lelangit sumbing yang meliputi pelayanan sejak dini, sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangan, multi &inter disiplin dan berkesinambungan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.