Selain Garam, Penderita Hipertensi Wajib Hindari Makanan Berlemak dan Berminyak
Mengkonsumsi garam yang berlebihan memang berbahaya bagi para penderita tekanan darah tinggi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengkonsumsi garam yang berlebihan memang berbahaya bagi para penderita tekanan darah tinggi.
Bahkan bumbu masak yang satu ini, seolah menjadi pantangan bagi mereka yang memiliki penyakit yang biasa disebut hipertensi itu.
Namun selain garam, apa ada jenis makanan yang harus dihindari oleh para penderita ?
Ditemui di kawasan Selatan ibukota, dr Bambang Widyantoro, Sp.JP, PhD, mengatakan bahwa garam adalah 'pantangan utama' yang harus dihindari.
Kemudian makanan yang diolah menggunakan santan, minyak, maupun daging yang memiliki kandungan lemak tinggi juga merupakan pantangan lainnya.
Baca: Hipertensi Bisa Picu Stroke, Kenali Gejalanya
"Garam jelas (harus dihindari), lalu (makanan) yang berlemak atau berminyak," ujar Bambang, saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa (7/8/2018).
Para penderita maupun mereka yang telah terdeteksi penyakit itu, harus banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya akan serat.
"Kemudian memperbanyak yang tinggi serat, sayur sama buahnya diperbanyak ya," jelas Bambang.
Mengkonsumsi makanan sehat bisa menjadi detoksifikasi pada tubuh.
Ia kembali menekankan, pola hidup sehat bisa dimulai dengan memperbanyak konsumsi olahan makanan yang memiliki serat tinggi, dan menjauhi santapan yang mengandung kadar garam, lemak dan minyak yang tinggi.
"Jadi yang berlemak dan asin dikurangi, serta sayur dan buah diperbanyak," kata Bambang.
Perlu diketahui, hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyebabkan komplikasi seperti stroke, jantung koroner dan gagal ginjal.
Penyakit-penyakit itu muncul setelah adanya kerusakan pada organ vital dan tentunya membutuhkan biaya besar dalam proses pengobatannya.
Jumlah penderita hipertensi pun meningkat tiap tahunnya.
BPJS Kesehatan mencatat, sepanjang semester 1 tahun 2017, lembaga tersebut telah mengeluarkan dana Rp 12,7 triliun untuk membiayai penyakit 'mahal' itu.
Beberapa diantaranya meliputi jantung, stroke, kanker dan gagal ginjal.