Hati-hati Jadikan Bubur Bayi Organik sebagai Makanan Pendamping untuk Si Kecil
Bubur bayi organik yang diklaim sehat, higienis, dan lezat, kini marak dijual di pinggir jalan.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bubur bayi organik yang diklaim sehat, higienis, dan lezat, kini marak dijual di pinggir jalan.
Selain praktis dan mudah untuk dikonsumsi anak, bubur ini juga dijual dengan harga relatif murah. Maka, tak jarang ibu memilihnya sebagai makanan pendamping ASI (MPASI).
Meski begitu, Anda perlu hati-hati, sebab dokter tak menyarankan bubur bayi organik untuk dikonsumsi si buah hati.
Dokter ahli Nutrisi Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan FKUI/RSCM, Damayanti R Sjarif mengatakan, hampir semua bubur bayi organik tak higienis dan tak aman dikonsumsi. Apalagi bila produk tersebut beredar tanpa izin BPOM RI.
"Bubur itu tidak jelas komposisinya, resepnya ganti-ganti, bahaya sekali bila dikasih ke anak," kata Damayanti saat ditemui di Paradigma Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bersama timnya, Damayanti menemukan sebagian besar bubur organik itu mengandung kuman.
Bubur tersebut dimasak pada temperatur panas, namun disimpan dalam kaleng besar dengan suhu tidak sesuai.
"Kuman mudah berkembang biak pada suhu di bawah 5 derajat Celcius. Memang di bawah kaleng itu selalu ada api menyala? Kan tidak," ungkapnya.
"Karena banyak kuman, anak bisa diare kalau diberi makan bubur itu. Ditambah higienitasnya juga kurang, jadi semakin parah," imbuhnya.
Menurut Damayanti, Anda lebih baik memilih bubur bayi terfortikasi bila memang tak mampu membuat MPASI sendiri di dapur.
Pilihlah jenis produk yang telah diizinkan beredar oleh BPOM karena sudah memenuhi standar CODEX yang ditentukan WHO.
"Para ibu harus pintar, kalau pilih makanan untuk anak seharusnya ada izin edar BPOM. WHO saja sudah menyetujui bubur kemasan berbagai merek di Indonesia. Itu dibuat oleh para ahli dengan memerhatikan gizi dan kesehatan anak," pungkasnya.(*)