Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

PDPI Beri Penghargaan Sutopo Sebagai Inspirator Terbaik 2018 bagi Penyintas Kanker Paru Indonesia

Di tengah perjuangan hidupnya, Sutopo masih secara terus menerus menyampaikan informasi bencana kepada media dan masyarakat.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in PDPI Beri Penghargaan Sutopo Sebagai Inspirator Terbaik 2018 bagi Penyintas Kanker Paru Indonesia
Ist/Tribunnews.com
Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memberikan penghargaan Sutopo Purwo Nugroho sebagai Inspirator Terbaik 2018 bagi masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan. 

Di Indonesia, angka itu tak jauh berbeda. Data dari Indonesian Cancer Information & Support Center (CISC) menunjukkan kanker paru merupakan kanker pembunuh nomor satu dengan total 14 persen dari kematian karena kanker. Angka kematian karena kanker paru di Indonesia bahkan mencapai 88 persen.

Kanker paru masuk dalam golongan kanker paling mematikan lantaran sebagian besar terdiagnosis pada stadium lanjut. Angka harapan hidup pada penderita kanker paru lebih rendah dibanding kanker lain yakni hanya 12 persen. Oleh karena itu deteksi dan diagnosis dini penting bagi penderita kanker paru. Kanker paru memiliki jenis mutasi yang berbeda-beda. Setiap jenis memerlukan penanganan yang berbeda pula.

Kanker paru dapat dideteksi dini dengan memahami gejala yang timbul. Namun, umumnya pada tahap awal kanker paru tidak menyebabkan gejala.

Gejala baru muncul saat kanker sudah memasuki tahap tertentu. Gejala itu meliputi batuk yang berkelanjutan dan semakin parah bahkan berdarah, sesak napas, nyeri di dada, hingga kelelahan tanpa sebab. Muncul pula pembengkakan pada muka atau leher, sakit kepala, dan sakit pada tulang.

Gejala lain yang juga muncul adalah berat badan menurun, kehilangan nafsu makan, suara serak, sulit menelan, dan perubahan bentuk ujung jari yang menjadi cembung.

Risiko terkena kanker paru lebih tinggi pada orang yang memiliki faktor risiko. Faktor risiko itu diantaranya faktor usia yakni di atas 50 tahun, genetik atau memiliki riwayat kanker paru di keluarga, terpapar karsinogen, dan gaya hidup tidak sehat seperti merokok. Sekitar 85-95 persen penyebab kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok.

Sutopo sendiri menyatakan tidak merokok, pola makan sehat banyak mengkonsumsi sayur dan buah, rajin berolahraga. Tidak ada keturunan langsung yang menderita kanker. Namun mengapa terkena kanker paru stadium 4B? Sebagian besar pasien yang divonis kanker, apalagi sudah masuk stadium 4, yang sulit disembuhkan sesuai statistik medic.

Berita Rekomendasi

Tentu akan shock. Apalagi jika dokter mengatakan usia tinggal beberapa bulan atau tahun. Tentu akan sakit secara fisik dan psikis. Meski urusan hidup mati itu hak Allah.

Kanker juga kantong kering. Perlu biaya yang mahal, bahkan keuangan rumah tangga bisa bangkrut karena membutuhkan biaya yang besar dan pengobatan jangka panjang. Tidak semua obat-obatan bisa dicover BPJS. Penyintas kanker perlu dukungan keluarga dan semua pihak.

Sakit yang diderita juga luar biasa sakit, apalagi sudah metastase ke bagian tubuh lain. Untuk itulah, sehat itu mahal. Berhentilah merokok, atau kurangi merokok karena merokok lebih banyak mudharatnya dibandingkan dengan manfaat. Tetaplah jaga kesehatan. Hidup dengan gaya hidup yang sehat. Kurangi makanan dan minuman yang ada pengawet, pewarna, vetsin, dan bahan kimiawi lainnya. Mumpung belum terlanjur, lakukan hidup sehat. Bagi penyintas kanker, jalani semua dengan ikhlas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas