Catat, Ini 5 Kesalahpahaman tentang DBD dan Nyamuknya
penurunan angka trombosit hanya menunjukkan naiknya kebocoran plasma, dan baru memerlukan transfusi bila disertai pendarahan masif.
Editor: Sanusi
Namun, hati-hati. Berbagai mitos justru dapat membuat kondisi anak semakin buruk.
Salah satu yang disoroti oleh dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), MSc adalah kebiasaan orangtua untuk membungkus anaknya dengan pakaian berlapis-lapis ketika demam.
Penanganan DBD pada anak yang benar adalah istirahat total, memberikan kompres air hangat, terutama pada lipat ketiak dan pangkal paha, serta membiarkan panas keluar lewat pori-pori.
Nah, pemakaian baju berlapis-lapis justru membuat panas tertahan.
Karyanti menyarankan untuk memakaikan pakaian tipis pada anak yang mengalami DBD. Lalu, jangan mengompres anak dengan bumbu-bumbu dapur, seperti daun salam, karena kulit anak yang sensitif bisa alergi dan lecet.
5. Pasien DBD butuh transfusi trombosit
Di tengah wabah DBD seperti ini, permintaan akan trombosit meningkat di sejumlah daerah. Namun, sebetulnya pasien DBD tidak selalu membutuhkan transfusi trombosit.
Leonard berkata bahwa masalah utama DBD adalah kebocoran plasma yang dapat menyebabkan hemokonsentrasi atau pemekatan.
Sementara itu, penurunan angka trombosit hanya menunjukkan naiknya kebocoran plasma, dan baru memerlukan transfusi bila disertai pendarahan masif.
“Target kita bukan mengobati trombosit yang rendah, tetapi hematokritnya (angka pemekatan),” ujarnya.
Untuk menanganinya, Leonard menganjurkan pemberian cairan pengganti yang mengandung glukosa dan elektrolit, seperti susu, jus buah, teh manis dengan garam, dan air cucian beras.
Anjuran ini juga disetujui oleh Karyanti dan Saleha yang menambahkan bahwa efek pemberian daun pepaya, jus jambu dan angkak pada pasien DBD belum dibuktikan oleh penelitian.
Menurut mereka, angka trombosit akan naik dengan sendirinya ketika DBD berhasil ditangani sehingga Anda tidak perlu berupaya menaikkan trombosit ketika terkena DBD.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Kesalahpahaman Terbesar tentang DBD dan Nyamuknya"