Sering Angkat Beban Demi Berat Badan Ideal? Hati-hati, Bisa Sebabkan Kelainan Tulang Belakang
Ternyata gaya hidup pun ikut berpengaruh pada kelainan tulang belakang. Angkat beban di gym demi mendapatkan tubuh langsing pun bisa jadi pemicu.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Anita K Wardhani
Kekuatan otot sangat dipengaruhi tulang dan bantalan tulang. Sementara tulang tidak dibiasakan aktif.
Bandingkan zaman dulu dimana kasur saja berupa dipan yang keras, begitu juga kursinya.
Mereka juga terbiasa aktif. Ditambah lagi terbiasa terkena sinar matahari.
Karena otot, tulang serta bantalan tulang orang zaman sekarang yang lebih lemah daripada zaman dahulu, sebelum niat membentuk otot, sebaiknya harus dilatih dulu beberapa saat. Jangan langsung angkat beban.
Gejala kelainan tulang belakang
Menurut dokter Wawan, bila tulang belakang sudah mengalami kelainan, pasien mungkin merasakan tinggi bahu atau panggung kiri dan kanan yang berbeda.
Merasa kebas, Iemah atau sakit di kaki, sulit berjalan atau berdiri tegak, lelah, sesak nafas dan merasa terjadi penyusutan tinggi badan.
Setelah berbagai pemeriksaan, dokter akan memberikan alternatif tindakan berdasarkan beberapa faktor penentu.
Misalnya lokasi Iengkungan, derajat lengkungan, rasa nyeri, sesak nafas atau jenis kelamin.
Beberapa alternatif yang mungkin bisa dilakukan mulai dari sekadar observasi, non-bedah seperti penggunaan korset atau tindakan pembedahan.
Obsevasi dilakukan jika lengkungan termasuk kategori ringan.
Untungnya ini terjadi hampir pada 90 persen kasus Skoliosis.
Sementara jika lengkungan antara 20-40 derajat dokter mungkin akan menganjurkan penggunaaan korset (brace).
"Saat ini banyak dijual secara luas baik apalagi secara online korset yang konon bisa membuat penggunanya memiliki postur lebih tegak. Sebaiknya hati-hati karena tidak ada korset untuk tulang belakang yang dibuat secara universal. Pemeriksaan dan pengukuran oleh dokter ahli sangat diperlukan untuk semaksimal mungkin mengembalikan tulang punggung ke bentuk normal," tegasnya.