Mengapa Anak Tak Mau Makan? Bunda Tak Hanya Perlu Perhatikan Gizi, Tapi Jaga Perasaan si Kecil
Meskipun sudah memanggil atau membujuk anak agar mau makan, Si Kecil tetap menolak atau menyembur makanan tersebut. Mengapa? Yuk tanya ahlinya.
Editor: Anita K Wardhani
Menurut Dokter Wati, kita kerap meremehkan pada bayi, seolah-olah mereka bukan manusia.
Kita kerap memberikan makanan yang menurut kita sehat, ada tempe, ada hati ayam, ada sayur, ada nasi, semua yang bergizi sudah dituangkan.
"Tetapi kita lupa kalau bayi punya perasaan. Saya suka nanya, 'bapak doyan apa? sayur asam', bagaimana kalau satu minggu tiga kali sayur asam? Saya beli di luar dok. Bapaknya bisa membeli di luar, anaknya?"
![Gerakan tutup mulut (GTM) alias tidak mau makan kerap dilakukan batita.](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/gtm.jpg)
Sebelumnya, Bunda perlu mengetahui tujuan makan pada dewasa, remaja, dan bayi yaitu membuat kenyang.
Bagi orang dewasa makan nasi, ikan asin, dan sambal sudah cukup namun saat kita memberikan makanan tersebut ke bayi, tidak boleh karena gizinya tidak seimbang.
Artinya, pemilihan jenis makanan pada makanan bayi perlu diperhatikan kadar gizinya.
"Makan tidak bisa terlepas dari akar sosial budaya setempat.
Di Nusa Tenggara Timur mereka makan sagu tidak bisa dipaksa makan nasi.
Mereka makan daun pepaya, bagus, tetapi kita perkenalkan bahan makanan yang berwarna.
Karena kalau tidak warna-warni berarti tidak seimbang," jelas Dokter Wati.
Dokter Wati mengatakan kultur Indonesia berubah di daerah urban dan sebagian di plural karena orang mulai menerjamahkan makanan yang benar adalah makanan fast food.
Baca: Melawan Aksi Tutup Mulut si Kecil, Bikinkan Spaghetti Bolognaise, Dijamin Mau Sarapan
Perlu Sentuhan
Maka perlu mengetahui makanan pertama bayi yaitu ASI, imunisasi, dan sentuhan.
"Makanan pertama bayi your touch, your love. Ibu-ibu sekarang keren mau belajar tentang ASI, tetapi tidak hanya ASI yang dibutuhkan.