Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ampuh Mana? Operasi Bariatrik atau Sedot Lemak untuk Turunkan Berat Badan

Obesitas atau kegemukan yang kerap menjadi sumber penyakit pun memunculkan upaya si penderitanya mmeilih sedot lemak atau juga operasi bariatrik.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Ampuh Mana? Operasi Bariatrik atau Sedot Lemak untuk Turunkan Berat Badan
Shutterstock
Ilustrasi. 

Titi Wati Bosan Menu Sehat, Saat Jalani Diet Curi-curi Makan Ikan Asin
Titi Wati, penderita obesitas dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah mengaku bosan menjalani diet ketat paskaoperasi bariatrik.
Awal tahun lalu, sempat viral di media sosial, Titi Wati (37), asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Ibu satu anak ini memiliki bobot hingga 220 kilogram. Ia hanya bisa memiringkan sedikit badannya saja.

Bahkan untuk makan, apalagi mandi harus dibantu. Sehari-hari hanya bisa tiduran saja.

Kadar gula darahnya juga tinggi, dan sudah masuk menderita diabetes mellitus, yakni 400 mg/dl. Padahal normalnya kadar gula darah 140 mg/dl.
Titi Wati merupakan salah satu contoh obesitas morbid, yakni berat badan berlebih dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) lebih dari 37,5.

Titi Wati pun sudah menjalani operasi bariatrik atau bedah/pemotongan lambung untuk menurunkan berat badannya.

Tak hanya sampai operasi, upaya Titi Wati menurunkan bobot tubuhnya berlanjut. Ia harus menjalani diet ketat dengan pengawasan tim medis RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya pun harus dijalani Titi Wati.

Titi Wati yang sangat hobi mengonsumsi gorengan dan es harus melupakan kudapan favoritnya.

Berita Rekomendasi

Selama di rumah Titi Wati hanya diberikan tahu dan telur .

Menunya kemudian diganti dengan bubur dan buah.

Baca: Bawa Beras, Ikan Asin dan Sambel saat ke Turki, Ayu Ting Ting Ternyata Pakai Baju Harga Fantastis

Herlina, anaknya mengatakan, selama tiga minggu ini dia memberikan makan untuk ibunya sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter.

Pada minggu pertama hanya diberikan tahu dan telur tiga kali sehari semalam, kemudian dalam dua minggu ini diberikan bubur dan buah semangka, serta pepaya.

"Mamah itu makan hanya tiga kali sehari, itupun sering kenyang sehingga makanan yang diberikan sering tidak dihabiskan, karena setelah operasi pengecilan lambung makanan susah masuknya, perutnya kenyang duluan," ujarnya.

Titi mengatakan, dia memang kadang bosan memakan makanan yang dianjurkan dokter.

Lebih dari sebulan menjalani diet tersebu, rasa bosan melanda Titi Wati.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas