Kurangnya Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Kesehatan
Indonesia dikenal dengan keanekaragamam hayati-nya. Jumlah spesies tumbuhan yang Indonesia punya ada sekitar 25-30 ribu spesies.
TRIBUNNEWS.COM – Indonesia dikenal dengan keanekaragamam hayati-nya. Jumlah spesies tumbuhan yang Indonesia punya ada sekitar 25-30 ribu spesies.
Dilansir dari lipi.go.id, sekitar 9ribu spesies tersebut adalah tanaman yang disinyalir punya khasitat obat. Sayangnya, hanya sekitar 6 ribu spesies yang tercatat sebagai bahan obat tradisional dan hanya sekitar seribu jenis tanaman sudah dimanfaatkan untuk bahan baku jamu.
Mengingat hal ini, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (Sido Muncul) bersama Universitas Mulawarman (Unmul) mengadakan seminar herbal bertemakan ‘Potensi dalam Pemanfaatan Produk Farmasi Herbal untuk Indonesia Sehat dan Sejahtera’ di acara The 9th Mulawarman Pharmaceutical Conference (MPC).
Dekan Fakultas Farmasi Unmul, La Ode Rijai, selaku penyelenggara kegiatan ini, mengungkapkan bahwa ia percaya pada konsep bahwa sumber daya alam Indonesia bisa dimanfaatkan untuk kesehatan dan lapangan pekerjaan. Dan PT Sido Muncul Tbk sudah menerapkan hal tersebut.
"Konsep ini bukan teori. Sidomuncul sudah mempraktikkan sumber daya alam indonesia untuk kesehatan dan lapangan kerja. Kami berharap Fakultas Farmasi bisa menghasilkan SDM yang bisa memanfaatkan SDA untuk kesehatan dan lapangan pekerjaan," kata La Ode.
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengungkapkan, dirinya sudah menggeluti jamu sejak 1969.
"Ini tahun ke 50 berkecimpung di jamu. Selama bekerja saya menemukan banyak sekali manfaat jamu. Manfaatnya luar biasa. Tapi saya menemukan banyak kesulitan. Bagaimana kekayaan alam bisa digunakan terutama untuk menunjang kesehatan," ujar Irwan.
Contohnya pasak bumi. Bernama lain tongkat ali (eurycoma longifolia) ini adalah salah satu bahan alami yang digunakan Sido Muncul dalam membuat produk kesehatannya. Sebagian bahan pasak bumi yang mereka gunakan didatangkan dari Kalimantan Timur.
"Misalnya dari Kaltim itu Pasak Bumi. Kita ngambil bahan dari seluruh Indonesia," ungkap Irwan saat menjadi pembicara di acara MPC.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pihaknya bekerjasama dengan 120 kelompok usaha tani, yang kebanyakan ada di Jawa.
"Di Kalimantan Timur kita ambil dari suplier. Suatu hari nanti bisa kerjasama dengan petani di Kaltim. Tapi di Kaltim rasanya sedikit ya petaninya," kata Irwan.
Dalam 10 tahun terakhir ini, Irwan gencar menjalin kerja sama dengan para akademisi. 10-15 tahun lalu, kata Irwan, akademisi baik dari Fakultas Kedokteran maupun Farmasi, belum banyak yang melirik sektor sumber alam hayati untuk kesehatan.
"Padahal akademisi ini 10-15 tahun ini belum melirik jamu. Kedokteran dan farmasi kurang intens melirik sumber alam ini. Minatnya kurang luar biasa. Saya sering hadir seminar. Unmul ini merupakan universitas ke 43 yang saya hadiri," kata Irwan.
Dalam setiap kunjungannya ke berbagai universitas, Sidomuncul selalu menjalin MoU. Tidak terkecuali dengan Unmul.
Fakultas Farmasi Unmul menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Sidomuncul Tbk. Penandatangan kesepahaman ini merupakan bagian pembukaan The 9th Mulawarman Pharmaceutical Conference.
MoU ini berlangsung di Lamin Etam, Komplek Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (22/3/2019), malam dan dihadiri pula oleh Wakil Gubernur Hadi Mulyadi.
Tujuannya agar terjalin kerjasama baik dalam hal pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat.
Penulis: Dessita Chairani