Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Rumah Berdaya Denpasar, Tempat Rehabilitasi Gangguan Jiwa Untuk Kurangi Korban Pemasungan

Rumah Berdaya Denpsar ini berada di bawah naungan Dinas Sosial Pemerintahan Kota Denpasar bekerja sama dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
zoom-in Rumah Berdaya Denpasar, Tempat Rehabilitasi Gangguan Jiwa Untuk Kurangi Korban Pemasungan
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Suasana tempat rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bernama Rumah Berdaya Denpasar, Bali, Selasa (24/4/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, BALI — Di Denpasar, Bali, terdapat rumah khusus yang menampung orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau Orang dengan Skizofrenia (ODS) yang disebut dengan Rumah Berdaya Denpasar.

Rumah Berdaya Denpsar ini berada di bawah naungan Dinas Sosial Pemerintahan Kota Denpasar yang bekerja sama dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Simpul Bali dan organisasi Ketemu Project.

Dr. I Gusti Rai Wiguna SpKJ, dokter spesialis kejiwaan yang bertugas di Rumah Berdaya Denpasar menyebutkan terapi yang diberikan kepada ODGJ pertama adalah rehabilitasi proses lain penyembuhan masalah kejiwaan selain dengan obat.

“Banyak orang enggak paham bahwa sebenarnya gangguan jiwa itu bisa diobati dan selain minum obat juga perlu direhabilitasi,” kata dr. Rai saat ditemui di Rumah Berdaya di Bali, Rabu (24/4/2019).

Baca: Gatal-gatal Bukan Selalu karena Alergi, Diabetes Bisa Jadi Biang Keladi

Rumah Berdaya Denpasar ini juga sebagai sarana untuk mengurangi korban pemasungan akibat gangguan kejiwaan yang masih banyak dilakukan keluarga pasien.

“Kami bosen lah orang dipasung diberitain sebentar lalu hilang beritanya, tapi dia masih dipasung juga kami ingin justru kami obati, jadi kami hadir,” papar dr. Rai.

BERITA REKOMENDASI

Kemudian ditempat ini juga pasien dirawat diajarkan kemampuan untuk pengembangan diri bagi OGHJ seperti pelatihan pembuatan dupa, tas, sablon baju dan karya seni serta kerajinan lainnya.

Barang-barang hasil karya seni tersebut kemudian ada yang dijual yang mampu membangkitkan semangat para ODGJ karena mereka mampu menghasilkan karya dan dihargai oleh orang lain.

“Banyak yang beli barang mereka itu rasa percaya diri mereka muncul, halusiasi berkurang, makin dekat dengan dunia nyata tidak larut dengan dunia mereka,” ujar dr. Rai.

Baca: Ani Yudhoyono Idap Kanker Darah, Berikut 5 Gejala Leukemia yang Sering Disepelekan

Mengenai biaya, dr. Rai menyebut biayanya gratis asalkan keluarga dari pasien mau bersama-sama dengan Rumah Berdaya Denpasar mendukung kesembuhan mereka.

Setiap dua minggu Rumah Berdaya mengadakan pertemuan dengan keluarga pasien untuk mengedukasi keluarga cara merawat mereka, cara memberi dukungan kepada pasien, sehingga keluarga yang merupakan orang terdekat dari pasien tidak menjauhi mereka.

Baca: Diabetes dan Hipertensi Picu Kerusakan Ginjal


“Syarat ke sini cuma dua, orang yang alami gangguan kejiwaan dan keluarga mau nuntun bareng. Kami tidak mau hanya ODGJ-nya saja yang beubah tapi keluarganya juga,” papar dr. Rai.

Saat ini ada 28 pasien yang reguler datang ke Rumah Berdaya, dan ada 67 orang yang pernah rehabilitasi. Beberapa alumni ada yang bekerja sebagai tukang ojek online, memiliki usaha sablon, hingga bekerja menjadi staf di Rumah Bentara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas