Bagaimana Posisi yang Tepat dan Nyaman untuk Menyusui Bayi Baru Lahir?
Seorang ibu baru sering mengalami kebingungan saat harus menyusui bayinya. Sebab, mereka harus mencari posisi menyusui yang tepat agar bayi nyaman.
Editor: Willem Jonata
Selain itu, apabila posisi menyusui tidak tepat pun ternyata bisa meningkatkan kemungkinan puting lecet pada Moms, akibat dari cara mengisap yang tidak benar dilakukan oleh bayi.
“Kalau peletakannya tidak benar, kalau bayi mengisapnya hanya di ujung, terus lidanya bisa kena puting, padahal puting itu sangat sensitif,” ujar Wiyarni saat diwawancarai Nakita.id.
Sedangkan apabila bayi bisa meletakan mulut dengan benar di payudara, otomatis lidanya tidak akan terkena puting, melainkan mengenai kulit payudara ibu.
Maka dari itu, posisi menyusui yang tepat dan nyaman memang sangat berpengaruh pada bayi agar lebih cepat kenyang karena lebih banyak mendapatkan ASI, serta mencegah terjadinya puting lecet.
Frekuensi Bayi Menyusu
Hal yang patut orangtua ketahui mengenai kebiasaan menyusu pada bayi baru lahir ialah frekuensi bayi menyusu setiap harinya.
Anda harus tahu jika bayi baru lahir memiliki frekuensi menyusu yang berbeda-beda menyesuaikan dengan usia mereka, misalnya yaitu bayi baru lahir di hari pertama mereka hanya menyusu 4 sampai 6 kali.
“Bayi baru lahir di hari pertama dia masih akan banyak tidur, ini kalau tidak disampaikan pada ibu, ibunya bisa cemas. Karena dia tidak tahu, kok bayi tidur terus ya. Akhirnya bayi dibangun-bangunin supaya menyusu,” ujar yang akrab disapa dokter Oei.
Setelah masuk hari kedua pascapersalinan, bayi akan mengalami peningkatan bertahap dalam menyusu, mulai dari 7 hingga 10 kali.
Begitu pun di hari-hari selanjutnya, frekuensi menyusu bayi baru lahir akan terus meningkat dan sering, yang terkadang memunculkan anggapan jika bayi lapar terus-menerus.
“Kalau keluarga tidak tahu, pasti akan beranggapan bayinya kok lapar terus, jangan-jangan ASI nya sedikit. Padahal itu adalah hal yang normal yang semua bayi akan minta seperti itu,” jelas dokter Oei.
Hal ini dikarenakan volume ASI yang dapat masuk ke perut bayi baru lahir tidak banyak dan ASI tersebut sangat mudah diserap oleh tubuh bayi.
Namun, ketika bayi berusia satu bulan, frekuensi menyusunya mulai berkurang, biasanya cukup 8 kali dalam sehari.
"Kemudian 3 bulan juga berkurang, apalagi kalau sudah 6 bulan, di mana bayi sudah mendapatkan makan. Berkurangnya ini bukan hanya frekuensi, tapi juga durasi menyusu, karena dia makin cerdas jadi makin ngerti nyusunya,” tutur Wiyarni.(*)