Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sebal Tak Bisa Ikat Tali Sepatu, Pria Berbobot 243 Kg Langsung Ubah Gaya Hidup

Memiliki berat badan berlebih bagi sebagian orang menjadi masalah, karena aktivitas menjadi terbatas.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Sebal Tak Bisa Ikat Tali Sepatu, Pria Berbobot 243 Kg Langsung Ubah Gaya Hidup
IST
Dustin Hall sebelum dan sesudah menurunkan berat badannya 

TRIBUNNEWS.COM - Memiliki berat badan berlebih bagi sebagian orang menjadi masalah, karena aktivitas menjadi terbatas.

Belum lagi, penampilan pun menjadi tidak hal yang membuat si pemilik badan menjadi tidak percaya diri.

Kejadian sepele akhirnya membuat pria ini mengubah pola hidupnya untuk mendapatkan tubuh yang ideal.

Sudah bertahun-tahun Dustin Hall menjalani hidup dengan berat badan yang berlebih.

Hingga pada 2016 lalu, dia menyadari kondisi badannya sudah amat mengganggu. Pada usianya yang ke 32 tahun saat itu, berat badannya pernah mencapai 243 kilogram, dengan tinggi badan 1,9 meter.

Dustin ingat betul betapa saat itu segala aktivitasnya terhalang karena berat badan. "Aku ingat tidak bisa mengikat sepatu, tidak dapat menyilangkan kaki dan aku mudah berkeringat saat melakukan hal-hal dasar, seperti meraih sesuatu dan membungkuk," ujar dia.

Dustin merasa terjebak dan tertekan karena berat badannya itu. Bahkan, untuk bernafas saja dia harus berupaya keras.

Berita Rekomendasi

Suatu hari, Dustin pergi ke pantai dan memarkirkan mobilnya agak jauh. Ia pun harus berjalan untuk menuju laut.

Setengah jalan menuju laut, dia begitu lelah dan kehabisan nafas hingga harus duduk beristirahat.

Sambil duduk di atas batu, ia menarik mencoba bernafas kembali.

Saat itulah, Dustin merasa berat badannya menjadi penghalang baginya untuk mencapai tempat yang disukainya, pantai.

"Ketika itu aku tahu aku perlu melakukan perubahan," kata Dustin.

Pada Juli 2016, setelah berkonsultasi dengan dokter, Dustin menjalani operasi bypass lambung.

Ia tahu proses yang dijalaninya bukanlah sesuatu yang instan.

Dustin juga telah mendengar banyak orang di sekitarnya yang telah melakukannya, dan tidak berhasil menjalani operasi itu.

Beberapa hari sebelum operasi, ia berjanji kepada istrinya bahwa ia akan merawat kesehatan dengan serius jika operasi itu berhasil. Operasi berhasil.

Dustin memulai langkah perubahannya dengan meraih Fitbit dan berjalan kaki. "Aku berkomitmen untuk berjalan 10.000 langkah sehari, tanpa kecuali," ujar dia.

Selama enam minggu, ia berjalan 4-5 kali sehari selama istirahat, atau setelah bekerja. Dia pun memastikan dirinya mencapai target itu.

Begitu merasa terbiasa berjalan, Dustin bergabung dengan gym. Ia mulai menggunakan mesin kardio dan berkomitmen untuk latihan satu jam sehari.

Ia bersemangat untuk membangun kekuatan dan stamina demi membuatnya terbiasa dengan rutinitas olahraga.

Setelah set kedua enam minggu, Dustin memulai latihan sirkuit dan akhirnya latihan kekuatan.

Ilustrasi diet
Ilustrasi diet (goodtoknow)

Kini, ia begitu menikmati pergi enam kali dalam seminggu, dengan latihan kardio dan latihan kekuatan.

Biasanya, ia fokus pada kelompok otot sehari, dengan latihan kaki dua kali seminggu.

"Aku menggabungkan gerakan inti dan keseimbangan dalam setiap latihan untuk kekuatan tambahan," ujar dia.

Pola makannya berubah drastis. Ia mulai dengan melacak kalori serta fokus pada makan protein tinggi, karbohidrat rendah, dan gula rendah.

Ia melacak apa yang dimakan, apa yang ada di dalamnya dan bagaimana hal itu memengaruhi kemajuan dietnya.

Dustin terus membuat perubahan di sepanjang jalan. Akhirnya, dia sampai pada titik di mana ia tahu nutrisi makro dalam makanan yang dikonsumsinya, lalu bisa banyak makan enak seperti sebelumnya.

"Aku berkomitmen untuk patuh sampai saya mencapai target berat badan target dan hanya makan apa yang produktif untuk perjalanan dietku," kata Dustin.

 Kesabaran adalah hal besar yang harus dipelajarinya.

Di hari-hari ketika berat badannya turun, Dustin akan merasa dirinya baik-baik saja. Namun, pada hari ketika berat badannya tak berubah, ia merasa kecil hati.

"Pola pikirku harus berubah dari pola pikir ingin hasil yang instan dan kepuasan namun sementara."

"Menjadi sebuah kesabaran dan kesuksesan jangka panjang," ujar dia.

Motivasi baginya justru datang dari keputusasaan. Ketika beratnya mencapai lebih dari 200 kilogram, dia merasa dunia luar biasa gelap.

Meskipun kemajuannya terkadang lambat, namun ia merasa tubuhnya berubah.

"Rasanya setiap hari ada secercah harapan lagi bagiku untuk keluar dari kegelapan," ucap dia.

Setelah diet Kepercayaan diri Dustin meningkat tinggi, dan dia tak lagi khawatir bahwa hal pertama yang dinilai orang darinya adalah bentuk tubuh.

Efek samping positif yang menurut dia cukup besar adalah bisa naik roller coaster di Disneyland.

"Itu adalah tempat yang menyakitkan karena dulu aku menghabiskan waktu sangat lama untuk mengantre tetapi ditolak karena ukuran tubuhku."

"Bisa mengantre dan mengendarai roller coaster adalah prestasi besar," kata Dustin.

Secara emosional, ia juga merasakan perubahan drastis. Terkadang ia merasa tidak aman karena berat badannya yang berlebih.

Memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang bentuk tubuhnya adalah sesuatu yang membuat Dustin begitu emosi.

Hari demi hari, ia sebetulnya tidak begitu peduli dengan apa yang orang pikirkan tentang dirinya.

Ia mengutamakan penilaian pribadinya tentang apa yang ia pikirkan. Dustin harus memperkenalkan kembali dirinya kepada banyak orang yang belum pernah melihat saya dalam waktu lama.

Sebab perubahan wajahnya cukup drastis. Istrinya pada saat itu terkaget dan berkata, "Aku tidak percaya seberapa jauh kamu telah berubah," katanya.

Hal-hal yang dialami Dustin membuatnya ingin terus berjalan. Bahkan kini, secara mengejutkan, ia bisa melakukan handstand.

Menjaga berat badan Dustin pergi ke gym enam hari seminggu, dengan latihan kaki sebanyak dua kali dan masing-masing kelompok otot seminggu sekali.

Setiap enam minggu, ia menambah atau mengurangi latihan kardio dan kekuatan yang dijalaninya serta menggunakan mesin yang berbeda.

Ia masih rajin menghitung kalori dan nutrisi makro setiap makanan yang dikonsumsinya.

"Hal utama yang aku cari dalam diet adalah makanan berprotein tinggi dan mencoba menghindari hal-hal yang mengandung karbohidrat lebih tinggi, terutama gula," kata dia.

Menurut Dustin, keberhasilannya kini benar-benar tergantung pada bagaimana dirinya membuat perencanaan.

"Jika aku berencana ke depan, aku akan sukses."

"Jika aku tidak siap untuk pergi ke gym atau tidak punya rencana apa yang harus dimakan hari itu atau minggu itu, aku akan gagal," kata Dustin.

Ada dua hal besar yang memotivasinya untuk terus berubah, yaitu komentar orang-orang yang mengaku terinspirasi darinya, dan kemampuan untuk mengubah genetikanya.

Bahkan komentar yang diterimanya lewat Instagram juga menambah semangatnya dan mendorongnya untuk terus maju.

"Ketika orang mengatakan mereka terinspirasi untuk menjadi sehat kembali atau perjalananku telah membantu menginspirasi mereka untuk terus maju, itu sangat memotivasi," tutur dia. (Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pernah Berbobot 243 Kg, "Tali Sepatu" Bikin Dustin Bertubuh Ideal...",

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas