Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bukan Penyebab Utama, Tapi Kelelahan Bisa Jadi Pemicu Kematian Petugas KPPS

Sepanjang pemilu 2019 kemarin tercatat ada 500 orang lebih petugas KPPS yang meninggal dunia. Kelelahan bisa jadi pemicunya.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Bukan Penyebab Utama, Tapi Kelelahan Bisa Jadi Pemicu Kematian Petugas KPPS
WARTA KOTA/henry lopulalan
DISKUSI MENINGGALNYA PETUGAS KPPS - Ahli Jantung Dr. dr. ANWAR SANTOSO, Sp.JP (K) saat menjadi pembicara dalam diskusi terbuka "Membedah Persoalan Sebab Kematian Mendadak Petugas PEMILU" di Kantor PB Ikatan Dokter Indonesia Jalan G.S.S.Y Ratulangi, Jakarta Pusat, Senin(13/5).Dokter Indonesia (IDI) menyebut penyebab utama kematian ratusan petugas KPPS pasca-pemilu 17 April bukanlah kelelahan. Penyakit yang sebelumnya diderita, seperti jantung dan saraf menjadi pemicu meninggalnya petugas KPPS.-Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sepanjang pemilu 2019 kemarin tercatat ada 500 orang lebih petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia yang diduga karena mengalami kelelahan.

Kasus ini pun mendapatkan perhatian khusus dari Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Melihat kematian yang mendadak dan dalam jumlah yang besar inilah kemudian mmebuat PB IDI pun melakukan diskusi khusus.

Diskusi ini melibatkan beberapa dokter spesialis seperti penyakit dalam, stroke, dokter forensik, hingga Kementerian Kesehatan.

Hasil diskusi menyimpulkan bahwa kelelahan bukan penyebab langsung kematian mendadak.

Ketua PB IDI, Daeng Mohammad Faqih menuturkan ada faktor penyebab lainnya yang menjadi faktor pemicu dan pemberat kematian dari para pahlawan demokrasi itu.

Baca: Dari Hasil Otopsi Verbal, Kementerian Kesehatan Sebut 3 Pemicu Kematian Ratusan Petugas KPPS

DISKUSI MENINGGALNYA PETUGAS KPPS - Ahli  Forensik DR. Dr. Ade Firmansyah. Sp.F saat  menjadi pembicara dalam  diskusi terbuka
DISKUSI MENINGGALNYA PETUGAS KPPS - Ahli Forensik DR. Dr. Ade Firmansyah. Sp.F saat menjadi pembicara dalam diskusi terbuka "Membedah Persoalan Sebab Kematian Mendadak Petugas PEMILU" di Kantor PB Ikatan Dokter Indonesia Jalan G.S.S.Y Ratulangi, Jakarta Pusat, Senin(13/5).Dokter Indonesia (IDI) menyebut penyebab utama kematian ratusan petugas KPPS pasca-pemilu 17 April bukanlah kelelahan. Penyakit yang sebelumnya diderita, seperti jantung dan saraf menjadi pemicu meninggalnya petugas KPPS.-Warta Kota/henry lopulalan (WARTA KOTA/henry lopulalan)
Berita Rekomendasi

“Menghadapi kasus kematian mendadak dalam jumlah banyak, pertama kelelahan bukan penyebab langsung, tapi dapat menjadi faktor pemicu atau pemberat sumber kematian,” ungkap Daeng di Kantor Pusat PB IDI, di Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

Kelelahan memang bukan lah penyebab langsung namun, kelelahan ini bisa jadi pemicu besar reaksi dari penyakit yang ada di dalam tubuh.

Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Anwar Santoso, SpJP dari Perhimpunan Dokter faktor tambahan yang mempercepat meninggalnya petugas KPPS.

Diskusi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) soal kematin petugas KPPS, di Jakarta Pusat, Senin (13/5/3019).
Diskusi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) soal kematin petugas KPPS, di Jakarta Pusat, Senin (13/5/3019). (Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy)

Ia mencontohnkan saat kelelahan, ditambah ada tekanan lainnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS), emosi tidak stabil, kemudian lagi faktor umur maka mungkin saja memancing jantung koroner yang bisa sebabkan kematian.

“Metode sederhana jadi interaksi antara tekanan yang berat, terutama psicological tension mempunyai bakat penyakit jantung koroner yang akan meningkatkan kematian kardiovaskular,” papar Anwar.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan juga merilis ada 13 penyakit yang menjadi penyebab kematian seperti gagal jantung, koma hepatikum, stroke, respiratory failure, gagal ginjal, TBC, ataupun kegagalan organ.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas