Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Hasil Autopsi Verbal Kemenkes, Jantung, Stroke dan Kecelakan Jadi Pemicu Meninggalnya Petugas KPPS

KEMENTERIAN Kesehatan telah melakukan autopsi verbal di 34 provinsi Indonesia, terkait kesehatan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Hasil Autopsi Verbal Kemenkes, Jantung, Stroke dan Kecelakan Jadi Pemicu Meninggalnya Petugas KPPS
Wartakota/henry lopulalan
PAHLAWAN DEMOKRASI - Warga meletakkan bunga saat aksi dukacita untuk pahlawan demokrasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2019). Aksi tersebut dilakukan untuk mengenang 270 lebih orang pejuang demokrasi yang terdiri dari petugas KPPS/KPU serta anggota Polri yang gugur saat mengawal proses Pemilu 2019. (Warta Kota/henry lopulalan) 

Lantas PB IDI pun melakukan diskusi khusus yang melibatkan beberapa dokter spesialis seperti penyakit dalam, stroke, dokter forensik, hingga Kementerian Kesehatan dan disimpulkan bahwa kelelahan bukan penyebab langsung kematian mendadak.

Ketua PB IDI, Daeng Mohammad Faqih menuturkan ada faktor penyebab lainnya yang menjadi faktor pemicu dan pemberat kematian dari para pahlawan demokrasi itu.

“Menghadapi kasus kematian mendadak dalam jumlah banyak, pertama kelelahan bukan penyebab langsung, tapi dapat menjadi faktor pemicu atau pemberat sumber kematian,” ungkap Daeng di Kantor Pusat PB IDI, di Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

Kelelahan memang bukan lah penyebab langsung namun, kelelahan ini bisa jadi pemicu besar reaksi dari penyakit yang ada di dalam tubuh.

Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Anwar Santoso, SpJP dari Perhimpunan Dokter mencontohnkan saat kelelahan, ditambah ada tekanan lainnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS), emosi tidak stabil, kemudian lagi faktor umur maka mungkin saja memancing jantung koroner yang bisa sebabkan kematian.

“Metode seerhana jadi interaksi antara tekanan yang berat, terutama psicological tension mempunyai bakat penyakit jantung koroner yang akan meningkatkan kematian kardiovaskular,” papar Anwar.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan juga merilis ada 13 penyakit yang menjadi penyebab kematian seperti gagal jantung, koma hepatikum, stroke, respiratory failure, gagal ginjal, TBC, ataupun kegagalan organ.

Akun Facebook yang menyebarkan informasi bahwa petugas KPPS di Kelurahan Kebonjayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, meninggal karena diracun sianida.
Akun Facebook yang menyebarkan informasi bahwa petugas KPPS di Kelurahan Kebonjayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, meninggal karena diracun sianida. (Facebook)
Berita Rekomendasi

Tentang Kabar KPPS yang Diracun
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyayangkan pemberitaan bohong alias hoaks petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bernama Sita Fitriati tewas diracun, beredar di sosial media.

"Pertama kita sangat sedih kalau ada pihak memberitakan bohong atau fitnah, dipolitisasi seakan-akan korban meninggal akibat itu (diracun)," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2019).

"Kita sangat menyesalkan. Mengutuk praktik-praktik di luar sisi kemanusiaan, misalnya ada korban meninggal karena diracun," imbuhnya.

Afifuddin menjelaskan, berdasarkan pengamatan Bawaslu, penyebab petugas KPPS meninggal bervariasi, namun didominasi oleh faktor fisik seperti kelelahan.

"Ada juga faktor psikologis. Mereka kerja beruntun, apalagi harus hadapi tekanan publik. Pengawasan sangat ketat secara psikologis juga berdampak," ulasnya.

"Kalau daya tahan tubuh sedang lemah dan penyakit lain juga bisa memicu. Intinya tidak ada korban meninggal atas apa yang dipikirkan itu terjadi," tambahnya.

Afifuddin memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada petugas KPPS yang gugur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas