Heboh Virus Machupo Dalam Paracetamol Bisa Rusak Kulit, Isu atau Fakta? BPOM Buka Suara
Beberapa waktu lalu sempat tersiar kabar bahwa ada seorang pria yang mengalami kelainan kesehatan kulit setelah mengonsumsi obat paracetamol.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu sempat tersiar kabar bahwa ada seorang pria yang mengalami kelainan kesehatan kulit setelah mengonsumsi obat paracetamol.
Paracetamol adalah salah satu obat yang masuk ke dalam golongan analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam).
Menurut WebMD, obat ini digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang (mulai dari sakit kepala, meredakan sakit saat menstruasi, sakit gigi, sakit punggung, osteoartritis, atau sakit dan nyeri pilek/flu) dan untuk mengurangi demam.
Namun dalam sebuah unggahan, ada seorang pria terbaring lemah dan memiliki bintik-bintik merah dan kelainan kulit di sekujur tubuhnya.
Dalam unggahan tersebut tertulis, seperti ini:
"PERINGATAN URGENT! Hati-hati untuk tidak menggunakan parasetamol yang datang ditulis P/500. Ini adalah parasetamol baru, sangat putih dan mengkilap, mengandung "Machupo" virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia. Dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silakan berbagi pesan ini, untuk semua orang dan keluarga. Dan menyelamatkan hodup dari mereka ..... saya sudah melakukan bagian saya, sekarang giliran Anda"
Menepis kabar miring tersebut, virus Machupo rupanya telah berkembang sejak tahun 1959 di Bolivia.
Menurut laman Stanford University, wabah demam berdarah Bolivia terjadi di daerah pedesaan di seluruh Bolivia, termasuk departemen Beni dan daerah di sekitar San Joaquin dekat perbatasan timur Bolivia.
Di San Joaquin, penyebaran cepat dan kematian mengerikan penduduk desa yang menderita demam menyebabkan kepanikan yang meluas, mendorong pemerintah Bolivia untuk meminta bantuan dari para ilmuwan AS.
Virus Machupo disebarkan melalui udara, bawaan makanan, atau kontak langsung partikel virus.
Partikel-partikel ini dihasilkan dari air liur, urin, atau kotoran Calomys callosus, reservoir tikus.
Di San Joaquin, virus menyebar paling efektif ketika urin tikus kering di lantai tanah rumah disapu ke udara selama pembersihan dan dihirup oleh penghuni rumah.
Wabah Machupo terjadi ketika populasi tiba-tiba atau peningkatan kontak manusia dalam populasi hewan pengerat didorong oleh sumber makanan yang melimpah atau pola hidup dan pertanian manusia.
Beberapa laporan penyebaran virus dari orang ke orang telah dilaporkan termasuk di antara staf perawat dan laboratorium dan anggota keluarga dari individu yang terinfeksi.