Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pagi Ini Kualitas Udara di Jakarta Masih Tidak Sehat, Gunakan Masker Saat Beraktivitas di Luar Rumah

Kualitas udara di Jakarta Berdasarkan situs pemantau kualitas udara internasional AirVisual pada Senin (12/8/2019) pagi di level merah.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pagi Ini Kualitas Udara di Jakarta Masih Tidak Sehat, Gunakan Masker Saat Beraktivitas di Luar Rumah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga beraktivitas menggunakan masker di pelican crossing di Kawasan Bundaran HI, di Jakarta, Senin (29/7/2019). Data aplikasi AirVisual yang merupakan situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota berpolusi sedunia pada Senin (29/7/2019) pagi dengan kualitas udara mencapai 183 atau kategori tidak sehat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Kualitas udara di Jakarta Berdasarkan situs pemantau kualitas udara internasional AirVisual pada Senin (12/8/2019) pagi sekitar pukul 06.00 WIB masih berada pada level merah.

Artinya, kualitas udara di Jakarta tidak sehat bagi warga Ibu Kota, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar rumah.

Pada laman resmi AirVisual tercatat bahwa Jakarta mempunyai indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) sebesar 159 dengan parameter berupa partikel polutan sangat kecil berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer (PM 2.5).

Sementara itu, untuk konsentrasi PM 2.5 di udara Jakarta saat ini sebanyak 71 mikrogram per meter kubik.

Atau berada di atas angka standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang 25 mikrogram per meter kubik dalam jangka waktu 24 jam.

Jakarta pun masih berada di posisi teratas sebagai Ibu Kota negara dengan polusi udara terburuk di dunia.

Wilayah Pegadungan, Jakarta Barat, berada di peringkat atas tingkat polusinya Dnegan AQI 191.

Baca: Selamatkan Paru-paru dari Jahatnya Polusi Udara Jakarta, Coba Konsumsi Buah dan Sayur Ini

Warga beraktivitas menggunakan masker di pelican crossing di Kawasan Bundaran HI, di Jakarta, Senin (29/7/2019). Data aplikasi AirVisual yang merupakan situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota berpolusi sedunia pada Senin (29/7/2019) pagi dengan kualitas udara mencapai 183 atau kategori tidak sehat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga beraktivitas menggunakan masker di pelican crossing di Kawasan Bundaran HI, di Jakarta, Senin (29/7/2019). Data aplikasi AirVisual yang merupakan situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota berpolusi sedunia pada Senin (29/7/2019) pagi dengan kualitas udara mencapai 183 atau kategori tidak sehat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Berita Rekomendasi

Lalu di bawahnya ada wilayah US Embassy, Jakarta Selatan dengan AQI 161 dan Pejaten Barat dengan AQI 159.

Dengan rata-rata angka AQI tersebut, kualitas udara di Jakarta dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung.

Kelompok sensitif mempunyai risiko tinggi terganggu kesehatannya akibat kualitas udara buruk saat ini.

Untuk itu, kelompok sensitif direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan.

Sementara masyarakat yang berkegiatan di luar rumah dianjurkan untuk mengenakan masker polusi.

Trik Menjaga tubuh tetap sehat

Kota Jakarta tercatat sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia pada Kamis (1/8) lalu. Polusi udara dan kabut asap akan berdampak buruk bagi kesehatan, dengan dampak yang akan terasa dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas