Bajakah Marak Dijual dengan Harga Fantastis, Jangan Asal Konsumsi, Salah Minum Bisa Berbahaya
Bajakah, tanaman khas Kalimantan menjadi perbincangan dan banyak dicari pasca karya ilmiah siswa SMA 2 Palangkaraya, viral. Tapi hati-hati mengonsumsi
Penulis: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Bajakah, tanaman khas Kalimantan menjadi perbincangan dan banyak dicari pasca karya ilmiah siswa SMA 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah mendunia.
Kemenangan Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya di perlombaan karya ilmiah di World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan meneliti itu ada jenis akar bajakah ternyata dapat mengobati kanker pun viral dan banyak diburu.
Ya, kini tumbuhan Bajakah khas Kalimantan semakin banyak dicari.
Kini, kayu bajakah sudah dijual. Bahkan marak beredar di media sosial penjual akar bajakah.
Penjualannya marak di situs belanja online menawarkan tumbuhan yang kabarnya bisa sembuhkan kanker.
Baca: Khasiatnya untuk Obati Kanker Viral, Akar Bajakah Dijual di Toko Online, Harganya Fantastis
Baca: Tayangan Tentang Bajakah Viral dan Dianggap Picu Penjarahan Hutan, Ini Jawaban Aiman
Baca: Pesona Jan Ethes Curi Perhatian, Tak Hanya Menggemaskan, Sepatu Gucci di Kakinya Disoroti
Seiring dengan mencuatnya informasi tersebut, sejumlah informasi seputar kayu bajakah juga bermunculan di media sosial.
Cukup dengan mengetikkan kata kunci 'Kayu Bajakah' atau 'Bajakah' di kolom pencarian facebook, cukup banyak unggahan seputar kayu bajakah.
Saat ditelusuri Tribunnews.com, melalui e-comerce, sejumlah toko online pun menjual akar bajakah.
Tidak hanya artikel yang mengulas tentang kayu, juga ada informasi tentang permintaan dan penjualan kayu bajakah.
Mau tahu harganya? Fantantis lo, hingga jutaan rupiah, meski ada yang dijual ratusan ribu saja.
Ada yang menawarkan dengan harga fantastis Rp1 juta hingga Rp2 Juta.
Penjual menawarkan harga tersebut dengan kualitas yang dijanjikan bagus.
Pembeli pun ditawarkan kemudahan mengonsumsi bajakah yang konon sulit dicari ini.
"Kemasan sudah di keringkan tinggal di rebus..juga menerima pesanan bajakah fresh menyesuaikan permintaan," demikian keterangan si penjual online.
Penjual bahkan meyakinkan jika bajakahnya adalah asli dan fresh sehingga kadar anti kankernya masih terjaga.
Ia menyarakankan agar menonton video Aiman di KompasTV.
Akar bajakah ini menjadi viral setelah keberhasilan siswa SMAN 2 Palangkaraya diabadikan di program Aiman Kompas TV.
"Tonton video aiman kompas tv yang menerangkan jenis bajakah yang airnya juga bisa di minum." demikian ditulis seorang penjual akar bajakah di situs belanja online.,
Seperti diketahui, saat ini, pengobatan kanker masih dilakukan melalui kemoterapi atau operasi untuk membuang sel kanker yang menggerogoti tubuh.
Jangan Asal Konsumsi Bajakah, Bahaya
Tak hanya bajakah, anak-anak SMA tersebut juga banyak dicari masyarakat yang ingin mendapatkan obat hasil buatan mereka.
Aysa pun menjelaskan penemuan mereka itu masih bersifat karya ilmiah dan mereka tidak bisa melakukan produksi obat karena harus ada penelitian yang lebih detil lagi.
“Kita mau menjelaskan ini kan baru penelitian awal jadi belum diproduksi lebih lanjut lagi, harus lebih diperdalam lagi,” kata Aysa saat ditemui di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta Pusat, Sabtu (17/8/2019).
Kemudian Anggina mengimbau masyarakat tidak asal mengambil akar bajakah di Hutan Kalimantan karena ada ratusan jenis akar bajakah yang tidak semuanya berkhasiat menyembuhkan kanker.
Kedua siswi SMA ini memang sengaja menyembunyikan secara detil mengenai jenis dan ciri-ciri tanaman bajakah yang mereka ambil untuk menghindari ekploitasi berlebih yang dapat memberikan efek negatif pada hutan kalimantan.
“Tolong dipilah dulu karena kami kan belum terbuka (menyebut jenisnya) jadi itu kan banyak jenisnya jadi takut salah konsumsi gitu, jadi mungkin masyarakat lebih hati-hati lagi,” ungkap Anggina.
Tak Semua Akar Bajakah Berkhasiat Sembuhkan Kanker
Sementara itu, David Suwito, Widyaiswara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam tulisannnya di akun facebook menngupas tuntas jenis Bajakah berpendapat serupa.
Ia pun meminta masyarakat lebih bijak menyikapi maraknya penjualan Bajakah ini.
"Mohon berhati hati dengan penawaran akar bajakah yang sedang booming sekarang dengan harga 500 ribu - 1 juta per bungkus. Saya khawatirkan jenisnya salah, mengingat bajakah ini ada ratusan, dan yang berwarna kuning juga ada belasan," katanya.
Ia mengatakan baru saja melakukan pengecekan dan yang enjual bajakah itu jenis akar kuning.
"Akar kuning ini memang obat, tapi obat diabetes dan gangguan fungsi hati bukan kanker," jelasnya.
Apa saja jenis bajakah?Atas seizin pemilik akun, Tribunnews.com mengutip tulisan Davud.
Dalam tulisan ini diketahui ternyata banyak jenis bajakah dan ragam khasiatnya.
Pria yang menempuh pendidkan di Prodi S3 Ilmu Lingkungan UGM ini menyebutkan Bajakah bagaimana bajakah mengiringi kearifan lokal suku Dayak Kalimantan.
"Dalam bahasa Dayak Ngaju artinya "akar akaran" dalam bahasa Dayak Maanyan disebut "wakai", yaitu ratusan spesies tumbuhan pembelit-pemanjat di hutan hujan Kalimantan," demikian David menjelaskan di awal tulisannya.
Menurutnya, nama "bajakah" bukan spesies tapi nama sekelompok akar akaran.
Ia mengatakan pemanfaatan bajakah untuk obat kanker sudah dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju sejak ratusan tahun silam dari indigenous knowledge mereka.
David pun berpendapat jika adik adik SMAN 2 Palagkaraya yang viral karena penelitiannya bajakah bisa jadi obat kanker bukan "Penemu".
Meski demikian, David mengapresiasi penemuan para siswa ini.
"Adik-adik SMA ini hanya memperkenalkan ke dunia tumbuhan bajakah ini, sehingga dianggap sebagai orang yang "menemukan" namun upaya mereka mempresentasikan tumbuhan ini sangat layak diapresiasi," kata David.
Yang Sehat Tak Boleh Konsumsi Bajakah
Jenis bajakah yang bisa menyembuhkan kanker ini sendiri hanya dikenal oleh penduduk asli atau indigenous people.
David mengingatkan, berdasarkan ragam jenis bajakah. sangatlah bijak jika mengonsumsinya secara bijak.
Karena bisa jadi kalau dikonsumsi sembarangan justru akan berbahaya.
"Jadi hati hati tiap bajakah punya kegunaan masing masing, bajakah untuk kanker TIDAK BOLEH dikonsumsi oleh orang tanpa penyakit, karena bisa jadi kandungan bahan aktif yang kuat di dalammnya akan berbahaya," jelas David.
Ia mencontohkan, ada jenis bajakah merah belakang rumahnya tak ada khasiatnya.
"Buat kami minum air langsung dari tebasan batangnya aja," katanya.
Ada Bajakah yang Bersifat Racun Hingga yang Dipercaya Bisa Usir Makhluk Halus
David menjelaskan lagi beragam bajakah yang dikenal di masyarakat Dayak.
Fungsinya banyak, mulai shampo, alat KB, obat kuat, sebagai racun bahkan yang dipercaya mampu sebagai pengusir makhluk halus.
"Ada pula bajakah yang bersifat racun yang digunakan sebagai tuwe atau tuba untuk membuat ikan lemas.
"Ada bajakah yang dipukul dan berbusa digunakan sebagai samphoo untuk mencegah kerontokan rambut, ada bajakah yang digunakan untuk mengusir makhluk halus, ada bajakah untuk mengikat sesuatu, ada bajakah anti bisa ular, ada bajakah untuk sabun mandi, ada bajakah obat penyakit kulit, ada bajakah sebagai obat KB, ada bajakah sebagai obat kuat, ada bajakah untuk menyembuhkan keputihan, ada bajakah untuk memperbesar penis, ada bajakah sangat beracun yang getahnya buat mata sumpit, ada bajakah tempat ayun-ayun dan main di hutan dan ratusan lainnya.
Karena itu David pun mengingatkan jangan asal konsumsi bajakah jika tak tahu jenisnya.
"Jangan asal konsumsi bajakah ya? Modar (mati) nanti kalau tidak sesuai jenis," demikian saran David.
Benarkan Bajakah Bisa Tumpas Kanker?
David menjelaskan, sejauh ini, berdasarkan pengalaman dan kesaksian, bajakah kuning nan viral itu efektif hanya untuk kanker payudara, belum ada cerita yang dari kanker bagian lain.
Selain ratusan bajakah ini, masih ada ribuan jenis medicinal plants yang dimanfaatkan masyarakat Dayak di Kalimantan.
"Untuk jenis bajakah sesuai keperluan anda, pastikan anda diantar oleh penduduk lokal yang sudah mengenal itu tumbuhan turun temurun.
Penyembuhan Kanker Ala Dayak
Masih dalma penjelasan David, ia mengatakan menurut Tetua kampung/ ahli pengobatan tradisional Dayak Ngaju, bajakah untuk kanker juga harus ada aturannya.
Tidak bisa direbus dan minum begitu saja.
"Paling umum aturannya adalah yang sakit ikut ke hutan untuk minum air langsung dari tebasan pertama di hutan, baru dilanjutkan dengan minum rebusannya," jelas David dalam tulisannya.
Aturan kedua, menurut David biasanya ahli pengobatan Dayak menyarankan saat menggunakan bajakah ini tidak boleh mengkonsumsi cabe dan lada dalam bentuk apapun.
Kemudian setelah sembuh ada pamali khusus (pantangan khusus) yaitu tidak boleh mengkonsumsi makanan olahan yang berpengawet.
"Biasanya hanya disarankan makan sayur, jamur dan juhu ikan sungai segar," jelasnya.
Ia menjelaskan Juhu yang dimaksud adalah masakan khas Dayak yang dibumbui seperti masak asam kuning plus dikasih sayuran hutan atau sayur oragnik dari ladang.
Aturan selanjutnya dari pengobatan dayak, jika ingin sembuh dari kanker, tidak boleh makan makanan hangus atau berkerak.
Tidak hanya ada itu ada ritual untuk ke hutan, pengambilan bajakah untuk kanker ini ada syaratnya juga...semisal beras dan telor dalam piring untuk minta ijin ke "pemilik hutan".
Kemuian juga dalam kondisi khusus, tabib tradisional juga akan mengkombinasikan dengan konsumsi bawang dayak merah dan akar benalu.
Dukungan Menteri
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengajak publik memberikan keleluasaan dan kepercayaan kepada siswa untuk mengembangkan ide kreatif
Dukungan agar siswa sekolah bisa mengembangkan kreativitas tidak hanya bergantung kepada penyediaan sarana dan prasarana.
Adanya kepercayaan dari orang-orang sekitar bahwa siswa mampu melakukan sesuatu dan pemberian keleluasaan untuk bereksplorasi serta bereksperimen jauh lebih penting.
”Guru yang mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan ide tanpa meremehkan gagasan yang tampaknya sepele sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan diri bagi anak-anak bahwa mereka bisa menemukan hal-hal baru,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seusai Upacara Peringatan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta, Sabtu (17/8/2019) dikutip Kompas cetak.
Muhadjir menyebutkan, penelitian tersebut masih pada tahap permulaan dan ada banyak aspek yang harus diperdalam dan diuji coba lebih lanjut.
Namun, pihaknya menghargai semangat para peneliti yunior ini sangat penting agar mereka tidak putus asa dan terus melanjutkan penelitiannya, terlepas hasil akhir yang kelak ditemukan. (Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Apfia/Kompas.com)