Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengetahui Gejala Anak Alergi Makanan

Alergi makanan adalah respons abnormal terhadap makanan yang dipicu oleh sistem kekebalan tubuh.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Mengetahui Gejala Anak Alergi Makanan
Facebook/Agnest Chew
Kursi Bayi Kurang Bersih, Balita Ini Alami Alergi hingga Sekujur Tubuh Gatal dan Berwarna Kemerahan 

TRIBUNNEWS.COM - Biasanya patut dicurigai apabila anak mengalami keracunan makanan. Misalnya muntah atau gatal-gatal setelah menyantap sesuatu.

Padahal dugaan itu tak selalu benar, bisa jadi itu tanda anak mengalami alergi makanan.

Alergi makanan adalah respons abnormal terhadap makanan yang dipicu oleh sistem kekebalan tubuh.

Alergi makanan banyak dialami oleh anak-anak, terutama pada balita dan bayi.

Alergi makanan bisa disebabkan karena belum matangnya sistem pencernaan pada anak,sehingga menimbulkan reaksi alergi setelah mekonsumsi makanan yang dapat memicu alergi.

Baca: Reisa Brotoasmoro Sebut Nadi Anaknya Sempat Lemah dan Tidak Terdeteksi karena Alergi

Baca: Olahraga Kardio untuk Ibu Hamil, Amankah?

Makanan yang biasanya dipicu oleh kandungan protein dalam makanan, seperti : kacang-kacangan, telur, susu sapi, gandum, dan kedelai.

Gejala yang ditimbulkan dari alergi makanan, biasanya muncul dalam waktu beberapa menit hingga 2 jam setelah anak mengonsumsi makanan.

Baca: Agar ASI Berkualitas, Konsumsi 5 Nutrisi Ibu Menyusui Ini

BERITA REKOMENDASI

Gejala-gejala alergi makanan yang paling umum, yaitu :

- Kesemutan atau gatal di mulut

- Gatal-gatal atau eksim pada kulit

- Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah, tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya

- Hidung tersumbat dan sulit bernapas

- Nyeri perut, diare, mual atau muntah

- Pusing hingga pingsan

Pada anak yang memiliki reaksi alergi yang parah, bisa menyebabkan nyawa terancam. Hal ini disebut dengan anafilaksis.

Anak yang mengalami anafilaksis, biasanya memiliki gejala-gejala, seperti : penyempitan pada saluran pernapasan, tenggorokan bengkak dan membuat sulit bernapas, denyut nadi cepat, pusing, hingga hilangnya kesadaran.

Jika anak mengalami gejala anafilaksis, haruslah segera diberikan perawatan darurat. Jika dibiarkan terlalu lama atau bahkan tidak diobati, anafilaksis dapat menyebabkan anak mengalami koma hingga risiko kematian.

Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak mengalami alergi makanan, adalah dengan mengetahui dan menghindari makanan-makanan apa saja yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada anak.

Untuk itulah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang makanan apa saja yang bisa membuat anak alergi, setelah orangtua mendeteksi reaksi alergi pada anak setelah memakan sesuatu.

Setelah mengetahui makanan yang tak boleh dikonsumsi anak, tindakan pencegahan yang bisa dilakukan.

Seperti memberikan pengertian pada anak tentang makanan apa saja yang tak boleh dikonsumsi, dan memberikan pemahaman tentang alergi makanan yang dapat mengancam nyawa ini pada orang-orang yang sering berinteraksi dengan anak, seperti perawat atau babysitter, guru, ataupun asisten rumah tangga.

Memang sulit untuk memantau apa-apa saja yang dikonsumsi anak, apalagi jika harus melarang anak berhenti mengonsumsi makanan yang dapat menimbulkan alergi.

Terlebih lagi jika orangtua membawa anak makan di restauran, sulit untuk mengetahui bahwa masakan yang disajikan mengandung makanan yang dapat memicu reaksi alergi anak.

Namun, hal itu haruslah dilakukan untuk menjaga kesehatan anak.

Jangan khawatir, reaksi alergi makanan ini biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia dan matangnya saluran pencernaan pada anak. 

Sumber: Grid.ID
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas