Pria Lebih Rentan Kena Serangan Jantung Ketimbang Wanita
Penyakit jantung seringkali menjadi momok menakutkan bagi hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Terutama yang tinggal di Kota Besar.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan jantung seringkali menjadi momok menakutkan bagi hampir seluruh masyarakat di Indonesia, terutama mereka yang hidup dan tinggal di wilayah kota besar.
Pertanyaannya, apakah penyakit jantung lebih berisiko menyerang kaum pria dibandingkan wanita?
Ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (10/7/2018), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr Johan Winata, Sp. JP (K) FIHA, menjelaskan salah satu penyebab serangan jantung adalah penyumbatan pembuluh.
Baca: Cokelat Dipercaya Bantu Kurangi Risiko Depresi, Benarkah?
Baca: Pelaku Perkosaan 9 Anak di Mojokerto Divonis Hukuman Kebiri Kimia, Apa Itu dan Bagaimana Efeknya?
Baca: Kapan Waktu yang Tepat Bayi Menyantap Makanan dan Minuman Probiotik?
Penyumbatan tersebut bisa terjadi karena adanya perlemakan darah yang menumpuk dan membuat pembuluh darah akhirnya mengalami penyempitan.
Dari penyempitan pembuluh darah itulah uang membuat menurunnya pasokan darah ke jantung.
Selain penyumbatan pembuluh yang disebabkan perlemakan darah, penyebab lainnya adalah lemak yang bisa membuat terjadinya serangan jantung karena lemak itu bsia menyumbat aliran darah dengan membentuk gumpalan.
Baca: Manfaat Buncis Bagi Kesehatan: Kurangi Risiko Jantung, Cegah Kanker, Sampai Tingkatkan Kesuburan
Para pria, kata Dr Johan, memiliki resiko jauh lebih tinggi menderita serangan jantung dibandingkan para wanita.
Menurutnya, pria rentan menghadapi risiko terkena serangan jantung saat usianya mencapai 40 tahun.
Sedangkan wanita cenderung lebih lambat mengalami gejala penyakit mematikan tersebut.
"Pada pria dan wanita ada perbedaan, pada pria itu (usia) di atas 40 tahun harus periksa, kalau wanita (biasanya) setelah menopouse," jelas Dr Johan.
Ia menambahkan, perlemakan darah pada umumnya telah muncul sejak usia 10 tahun, namun tiap orang memiliki progres perlemakan darah yang berbeda satu dengan lainnya.
Terkait alasan mengapa wanita cenderung mengalami gejala lebih lamban yakni pada masa menopouse, dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah itu, memaparkan penyebabnya.
Ia menyampaikan bahwa selama masa produktif wanita, jantung dilindungi oleh hormon menstruasi.
Hal itu yang menyebabkan wanita usia produktif cenderung memiliki resiko serangan jantung lebih kecil dibandingkan para pria.
"Hormon-hormon menstruasi protektif terhadap jantung, sehingga kemungkinan serangan jantung pada wanita lebih kecil bila belum menopouse," kata Dr Johan.(*)