Hirup Asap, Ibu Hamil di Pekanbaru Rasakan Janin di Perutnya Berhenti Bergerak, Ini Kata Dokter
Ibu hamil di Pekanbaru Riau mengaku, janinnya sempat tidak bergerak dalam perut setelah ia kesulitan bernapas akibat kabut asap yang semakin pekat
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Seorang ibu hamil, Susi di Pekanbaru Riau mengaku, janinnya sempat tidak bergerak dalam perut setelah ia kesulitan bernapas akibat kabut asap yang semakin pekat di Riau.
Pengakuan ini disampaikan kepada Tribunpekanbaru.com (Grup Tribunnews.com).
Susi yang merupakan warga Jalan Kartika Rumbai Kota Pekanbaru ini, ia sedang mengandung 36 Minggu untuk anak pertamanya, saat ini ia sedang berlindung di posko pengungsian yang didirikan DPW PKS di Pekanbaru.
Ia dilarikan Senin (16/9/2019) malam ke posko pengungsian tersebut karena sudah mulai sesak di rumahnya akibat asap yang juga menyelimuti ruangan di dalam rumahnya tersebut.
Susi yang sedang mengandung juga khawatir akan keselamatan sang buah hatinya, karena sejak sesak nafas itu, bayi di dalam kandungannya sempat berhenti bergerak dari yang semula sangat aktif.
"Saya mulai sesak dan anak di dalam kandungan berhenti bergerak, akhirnya saya dilarikan ke pengungsian," ujar Susi bercerita saat ditemui di pengungsian PKS.
Setibanya di rumah pengungsian itu, Susi langsung mendapat penanganan dari dokter yang juga distandbykan di posko tersebut.
Ternyata dari hasil pemeriksaan diketahui janin Susi berhenti bergerak karena kekurangan oksigen.
"Kata dokternya kalau saya lama lagi menghirup asap bisa jadi terancam keselamatan anak saya, akhirnya dianjurkan untuk tinggal di pengungsian," ujarnya.
Akhirnya setelah memutuskan tinggal di pengungsian anak yang ada di dalam kandungannya pun kembali bergerak normal seperti semula.
Susi yang sudah menunggu hingga lima tahun baru bisa mendapatkan anak tersebut mengaku sedih dengan penderitaan yang dialaminya disaat bencana asap ini.
"Sedih karena saya harus menunggu lima tahun baru bisa hamil dan sempat anak saya tidak bergerak. Mudah-mudahan anak saya selamat ya Allah," ujarnya sambil menangis.
Susi sesuai perkiraan dokter akan melahirkan sekitar 23 September mendatang, ia mengharapkan tidak ada kendala pada anaknya baik dari fisik maupun mental akibat bencana asap yang melanda ini.
"Saya selalu berdoa, ya Allah lindungi anak saya dan lahir dengan normal ya Allah," ujar Susi.