Segudang Masalah Akibat Penyakit Katarak, Berikut Kisah Naryo
Karena keterbatasan dana untuk operasi penyakit katarak, Naryo mencoba alternatif lain seperti menggunakan kaca mata guna pengelihatan lebih jelas.
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Memasuki usia lanjut, tak sedikit masyarakat akan mengalami penyakit – penyakit tertentu yang biasa dirasakan ketika di usia tua. Penyakit yang secara umum sering dirasakan ketika memasuki usia lanjut adalah katarak.
Jika dilihat dari faktor penyebabnya, katarak terjadi karena penuaan yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Selain itu, katarak juga disebabkan karena ada gumpalan protein di bagian mata yang berdampak mengurangi cahaya masuk ke retina. Bahkan, akibat hal tersebut, seseorang yang menderita katarak sering mengalami pandangan kabur atau tidak tajam.
Bagi sebagian orang yang memiliki kondisi ekonomi yang cukup, ketika menderita penyakit katarak mereka hanya perlu memilih pengobatan dengan cara operasi dan permasalahan selesai.
Lain hal terjadi bagi masyarakat yang kurang dari segi finansial. Masih banyak masyarakat yang menggap penyakit katarak sebagai sebuah penyakit yang menakutkan. Pasalnya masih banyak lansia yang memiliki semangat untuk bekerja serta memberi nafkah bagi keluarga.
Bayangkan saja jika seorang lansia masih semangat bekerja, namun mengalami gangguan mata akibat katarak, pastinya hal tersebut akan sangat menggangu.
Hal tersebut dirasakan oleh warga kampung Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Naryo (70). Pria yang bekerja sebagai petani ini merasa terganggu akibat penyakit katarak yang telah dideritanya selama 2 tahun belakangan ini. Bahkan, tak hanya terganggu ketika bekerja, ia juga merasakan hal serupa ketika sedang melakukan ibadah.
Karena keterbatasan dana untuk operasi penyakit katarak, Naryo mencoba alternatif lain seperti menggunakan kaca mata guna pengelihatan lebih jelas.
Namun, upaya tersebut dirasanya kurang maksimal. Pengelihatannya masih sering terlihat kabur dan tidak tajam.
“Pakai kacamata itu cuma bisa lihat sedikit sekali. Sangat sedikit,” kata Naryo saat ditemui di Malang, Sabtu (21/9/2019).
Permasalahan Naryo merupakan hanya salah satu contoh dari berbagai macam masalah yang dihadapi oleh penderita katarak. Menariknya, banyaknya masalah yang dihadapi oleh penderita katarak, menjadi perhatian khusus bagi berbagai pihak untuk membantu penderita penyakit tersebut.
Salah satu yang konsisten membantu para penderita katarak adalah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk.
Pada kesempatan kali ini, perusahaan yang terkenal dengan produk unggulannya Tolak Angin dan Tolak Linu, bekerjasama dengan Perdami cabang Malang Raya akan melaksanakan operasi katarak gratis untuk 200 penderita katarak, yang akan dilaksanakan dibeberapa Rumah Sakit di Malang. Tahap pertama operasi dilakukan di RS Universitas Brawijaya Malang, Sabtu (21/9/2019) kepada 20 orang penderita katarak.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat mengurangi angka penderita katarak, khususnya di Jawa Timur. Masyarakat juga dihimbau untuk menghilangkan persepsi bahwa operasi katarak adalah sesuatu yang menakutkan, karena satu-satunya cara untuk sembuh dari katarak hanya dengan operasi,” ujar Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat.
Sepanjang perjalanan dalam baksos operasi katarak gratis, Sido Muncul tercatat sudah melakukannya di berbagai daerah di Indonesia. Dengan rincian 27 provinsi, 211 kota/kabupaten, dan 241 rumah sakit/ klinik mata yang sudah dijamah oleh Sido Muncul.
“Operasi katarak gratis dilakukan sejak 2011. Awalnya dimulai ketika saya menyaksikan angka penderita penyakit katarak cukup tinggi yang disiarkan di stasiun televisi. Tingginya angka penderita katarak, menjadikan kami terpanggil untuk membantu,” ujar Irwan Hidayat.
Menariknya, tak hanya katarak yang mendapatkan perhatian lebih dari Sido Muncul. Namun lini lain juga menjadi perhatian lebih dari Sido Muncul, seperti lansia, kanker, bibir sumbing, lembaga kemanusiaan, dan lainnya. Bukan hanya fokus ke lini permasalahan lain, mengenai anggaran, Sido Muncul juga meningkatkan hingga tiga kali lipat untuk kegiatan sosial.
“Di tahun ini, kami fokus terhadap kegiatan sosial lain, seperti bibir sumbing, pemberian uang saku lansia, dan menyumbang pembangunan rumah singgah,” tambah Irwan Hidayat.
Hingga September 2019, Sido Muncul tercatat telah mengoperasi 52.491 penderita katarak. Tingginya komitmen Sido Muncul dalam kegiatan sosial ternyata di respon positif oleh para masyarakat yang membutuhkan.
“Mudah-mudahan Tuhan yang membalas kebaikan (Sido Muncul),” pangkas salah satu peserta operasi gratis Sido Muncul, Naryo di Malang, Sabtu (21/9/2019).
Penulis: Dea Duta Aulia