Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Masyarakat Tak Perlu Panik, Obat Ranitidin Tidak Langsung Picu Kanker Meski Punya Sifat Karsinogenik

Kepala Badan POM, Penny Kusumastuti Lukito meminta masyarakat tidak langsung panik karena risiko kanker muncul berdasarkan faktor jumlah dan waktu.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Masyarakat Tak Perlu Panik, Obat Ranitidin Tidak Langsung Picu Kanker Meski Punya Sifat Karsinogenik
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Konferensi Kepala Badan POM Penny Kusumastuti Lukito soal obat ranitidin yang diambil dari peredaran di kantor Badan POM di Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ranitidin, obat tukak lambung dan usus ditarik oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) karena ditemukan adanya cemaran nitrosodimethylamine (NDMA) yang bersifat karsinogenik pemicu kanker.

Kepala Badan POM, Penny Kusumastuti Lukito meminta masyarakat tidak langsung panik karena risiko kanker muncul berdasarkan faktor jumlah dan waktu.

Dari segi jumlah, NDMA tidak boleh dikonsumsi melebihi 96 ng per hari sesuai dengan studi global US Food and Drug Administration (US FDA) dan European Medicine Agency (EMA) yang dijadikan dasar Badan POM dalam mengawal kemanan obat.

"Kalau ditemukan keadaan yang lebih dari standar tersebut baru akan memberikan efek risiko," ucap Penny di kantor BPOM, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).

Baca: Kandungan Penyebab Kanker Obat Ranitidin Juga Mudah Ditemukan pada Makanan dan Minuman

Kemudian dari faktor waktu, ranitidin akan memicu kanker bila dikonsumsi intensif selama 70 hari pemakaian.

"Kalau tidak digunakan dalam waktu yang lama efek karsinogennya tidak akan muncul," kata Penny.

Berita Rekomendasi

Ketua Bidang Advokasi, Prasetyo Widhi Buwono, SpPD, K-HOM, FINASIM menambahkan berdasarkan penelitian pada hewan yang dipaparkan NDMA cancer muncul dalam waktu tiga hingga enam bulan.

Sedangkan pada pasien cancer yang ditemukan NDMA di dalam tubuhnya biasanya mengalami kanker pada bagian pencernaaan.

"Pada hewan tupai yang diberikan ndma dalam waktu tiga enam bulan terbentuk kanker, kalau pada pasien kanker yang keterpaparan NDMA-nya tinggi mengalami kanker usus atau kanker lambung," ungkap Penny.

Adapun tindakan untuk menjamin keamanan obat yang dilakukan Badan POM ini berdasarkan peringatan dari US FDA dan EMA tentang adanya temuan cemaran NDMA pada ranitidin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas