Cuaca Panas dan Terik saat Siang Hari Berpotensi Heat Stroke, Berikut Gejala dan Pencegahannya
Waspada potensi heat stroke ketika cuaca panas dan terik saat siang hari, simak gejala dan pencegahannya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
- Suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius atau lebih
- Panas dan kulit kering
- Detak jantung cepat
- Kebingungan
- Gelisah
- Bicara tidak jelas
- Kejang-kejang
- Kehilangan kesadaran
- Koma
Ada dua jenis heat stroke yang bisa menyerang, yaitu akibat aktivitas berat dan paparan di lingkungan bertemperatur tinggi.
Untuk heat stroke yang terjadi akibat aktivitas berat, seseorang akan mengalami peningkatan suhu tubuh akibat beraktivitas terlalu berat.
Sementara untuk paparan di lingkungan bertemperatur tinggi, terjadi pada mereka yang tidak bisa beradaptasi dengan suhu panas.
Dilansir Harvard Health Publishing, heat stroke bisa mengancam sel-sel dalam tubuh, terutama otak, mengalami malfungsi.
Tak hanya itu, kerusakan sel otot jantung dan pembuluh darah juga bisa terjadi pada seseorang yang mengalami heat stroke.
Segeralah berlindung di tempat teduh atau masuk ke ruanagan ber-AC jika sudah merasa mual atau pusing.
Baca: BMKG: Potensi Suhu Panas di Indonesia Masih Berlangsung Sampai Akhir Oktober
Baca: BMKG Pastikan Gempa 5,5 SR di Tuapejat Sumbar Tak Berpotensi Tsunami
Agar terhindar dari heat stroke ketika cuaca terasa panas dan terik, perhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Minum banyak air sepanjang hari.
2. Tetap di ruangan ber-AC setiap kali merasa terlalu hangat.
3. Kenakan pakaian ringan dan berwarna terang, juga berbahan longgar yang memungkinkan udara masuk ke kulit.
4. Hindari aktivitas berat di waktu-waktu terpanas (antara pukul 10.00-16.00). Jika harus beraktivitas, sering-seringlah beristirahat dan hindari mengenakan seragam atau peralatan berat.
5. Minum lebih sedikit kafein dan alkohol yang bisa menyebabkan dehidrasi.
Jika seseorang terlanjur mengalami heat stroke, berikut pertolongan pertama yang bisa diberikan.