Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Vaginismus Merupakan Penyakit Disfungsi Seksual, Ketahui Penyebabnya

Disfungsi seksual bisa terjadi selama fase siklus respons seksual yang hambat individu atau pasangan mengalami kepuasan dalam kegiatan seksual.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
zoom-in Vaginismus Merupakan Penyakit Disfungsi Seksual, Ketahui Penyebabnya
voces.huffingtonpost.com
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaginismus atau penyakit disfungsi seksual bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan.

Disfungsi seksual ini merupakan ketidakmampuan menikmati hubungan seksual secara penuh.

Disfungsi seksual bisa terjadi selama fase siklus respons seksual yang menghambat individu atau pasangan untuk mengalami kepuasan dalam kegiatan seksual.

Ada empat tanda yang memberikan isyarat kalau kontraksi otot di sekitar kemaluan berlebihan alias disfungsi seksual yakni gangguan libido atau hasrat seksual, kedua gangguan orgasme.

Baca: 5 Posisi Bercinta yang Tepat untuk Mendapatkan Puncak Orgasme Berkali-kali

Baca: Alasan Wanita Pura-pura Orgasme Saat Melakukan Hubungan Seksual

Baca: Tips yang Satu Ini Bikin Wanita Klimaks Lebih Cepat

Tanda yang ketiga terjadi rangsangan seksual dan yang keempat terasa nyeri ketika sedang melakukan hubungan seksual.

"Jadi tidak bisa menikmati hubungan seksual, kemudian mengalami nyeri juga saat melakukan kegiatan seks jadi dia ketakutan untuk berhubungan, jadi hasrat seksualnya jadi berkurang sehingga dia membutuhkan rangsangan yang jauh lebih intens," kata dr. Grace Valentine, SpOG dari Bamed Women',s Clinic di Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).

BERITA TERKAIT

Penyebabnya disfungsi seksual ini pun beragam, di antaranya karena penyebab fisik yakni gangguan pada organ genitalia, bekas operasi daerah genitalia, dan adanya penyakit tertenti seperti jantung, dan diabetes.

Faktor psikologis juga bisa memengaruhi misalnya karena stres dan kecemasan terkait aktivitas sehari-hari, trauma seksual pada masa lalu, kekhawatiran saat hamil atau perubahan situasi saat menjadi ibu baru.

Perubahan hormonal usai kehamilan, gaya hidup yang buruk dan konflik berkepanjangan dengan pasangan juga dapat menurunkan gairah dan respon seksual wanita.

"Gangguan fungsi seksual satu bisa menyebabkan respon seksual lainnya, karena manusia itu kan banyak faktor ada faktor psikis, faktor psikologis yang menyebabkan banyak gangguan," pungkas dr. Grace Valentine.

Untuk terapi penyembuhan vaginismjs dibutuhkan kolaborasi antara psikiatri dan ginekolog untuk melakukan terapi yang terarah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas