Viral Komisioner KPAI Sebut Perempuan Bisa Hamil Saat Berenang Bersama Pria, Dokter Ungkap Faktanya
Pernyataan komisioner KPAI viral sejak akhir pekan lalu. Ia menyebut wanita yang berenang bersama laki-laki bisa berpotensi hamil.Dokter ungkap fakta.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pernyataan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang kesehatan, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) Sitti Hikmawati viral sejak akhir pekan lalu.
Siti Hikmawati menyebutkan kalau wanita yang berenang bersama laki-laki bisa berpotensi hamil.
Dr. Ivander Utama, SpOG yang bertugas di RSIA Bunda Jakarta dan Morula IVF menegaskan hal tersebut tidak mungkin terjadi.
“Tidak mungkin sama sekali,” kata dr. Ivan kepada Tribunnews.com, Senin (24/2/2020).
Dr. Ivander menyebutkan beberapa alasan wanita yang berenang bersama laki-laki tidak menyebabkan kehamilan
Ejakulasi Spontan Hanya Hasilkan Sedikit Sperma
Ejakulasi spontan yang dilakukan tanpa adanya masturbasi atau aktivitas seksual biasanya hanya menghasilkan sedikit volume ejakulat.
Kemudian sel sperma ejakulat tersebut harus bertahan dalam kondisi yang spesifik, dan tidak bertahan di luar tubuh.
“Oleh karena itu, tidak akan bertahan di luar tubuh seperti air atau permukaan tubuh,” ungkap dr. Ivander.
Zat antiseptik membunuh Sperma
Penggunaan zat antiseptik pada air kolam renang yaitu kaporit faktanya bisa membunuh sel sperma.
“Kaporit pada air kilam renang akan membunuh sel sperma sehingga kemungkinan hidupnya nol persen,” kata dr. Ivander.
Sel sperma bisa saja hidup tapi sel sperma harus menempuh jarak yang amat sangat jauh untuk menuju sel telur.
“Ukuran sel sperma adalah mikroskopis, oleh karena itu membutuhkan waktu lama untuk bergerak dari satu titik ke titik lain,” ungkap dr. Ivander.
Sperma Butuh Waktu Panjang Masuk ke Dalam Rahim
Sperma tidak bisa bertahan hidup tanpa protein-peotein dan enzim penunjang dan bahkan sperma membutuhkan waktu hingga satu sampai dua untuk menempuh perjalanan dari vagina hingga masuk ke dalam rahim.
“Oleh karena itu tidak mungkin sperma bertahan selama itu di luar tubuh untuk masuk ke dalam tubuh perempuan,” pungkas dr. Ivander.