Rempah-rempah yang Diyakini Bisa Cegah Penularan Virus Vorona Menurut Profesor dari Unair
Menurut Prof Nidam meski ada yang terinfeksi virus corona tapi bila di gempur tiap hari dengan minum ramuan tersebut, maka akan mengurangi dampaknya.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Guru Besar Biologi Molekular Univeritas Airlangga (Unair) Prof Chaerul Anwar Nidom angkat bicara mengenai corona virus.
Dalam wawancaranya dengan TV One, ia menyarankan masyarakat Indonesia mengonsumsi rempah-rempah sebagai upaya mencegah penularan virus corona.
Rempah-rempah itu di antaranya jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, dan sereh. Gunanya, yakni meningkatkan imunitas tubuh.
Berbagai ramuan itu kemudian dijadikan satu dan digodog.
Baca: Cara Mencuci Tangan yang Tepat untuk Hindari Infeksi Virus Corona
"Supaya enak ditambah gula merah sedikit," ucapnya.
Menurut Prof Nidam meskipun ada yang terinfeksi virus corona tapi bila di gempur tiap hari dengan minum ramuan tersebut, maka akan mengurangi dampaknya.
"Dan untuk yang sehat sebaiknya rutin tiap hari minum ramuan tersebut untuk daya tahan tubuh," tandasnya.
Uji klinis
Terkait riset Profesor Nidom mengenai vaksin virus corona, Ketua PB IDI Abid Khumaidi menyatakan hal tersebut harus melalui uji klinis untuk dapat memastikannya.
Namun demikian, Adib percaya bahan herbal alami khas Indonesia cukup mampu untuk membantu daya tahan tubuh masyarakat.
Hingga kini angka kematian akibat virus corona Covid-19 terus bertambah setiap harinya.
Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya diketahui seorang profesor asal Universitas Airlangga di Surabaya, Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom mengklaim telah menemukan ramuan jahe yang dapat mencegah penularan virus corona atau Covid-19 dalam tubuh.
Menurutnya, formulasi empon-empon yang terdiri dari ramuan jahe, kunyit, temulawak, sereh dan bahan lainnya dibuat berawal dari formulasi yang dibuat saat wabah flu burung yang merebak pada 2008 silam.
Nidom menjelaskan empon-empon ini mengandung curcumin yang berfungsi mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru. Sitokin merupakan senyawa sel sebagai reaksi terhadap adanya virus.
"Jadi sebetulnya sitokin merupakan fungsi positif, tetapi punya efek negatif yaitu merusak sel di sebelahnya. Sitokin inilah yang menyebabkan tubuh menjadi panas kalau seseorang terinfeksi kuman," ujar Nidom yang juga Ketua Tim Riset CoV dan Formulasi Vaksin Professor Nidom Foundation (PNF).