Makan Banyak Nasi Saat Sahur Picu Meningkatnya Kadar Gula Darah
Karbohidrat adalah sumber energi. Untuk mendapatkan itu, umumnya orang Indonesia mengonsumsi nasi.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Karbohidrat adalah sumber energi. Untuk mendapatkan itu, umumnya orang Indonesia mengonsumsi nasi.
Mungkin, sebagian orang di bulan Ramadan, beranggapan banyak makan nasi saat sahur, akan memberi kekuatan menjalani ibadah puasa hingga waktunya berbuka.
Apakah benar demikian adanya?
Justru fakta sebenarnya adalah kebalikannya. Demikian diungkapkan oleh dokter gizi dr Juwalita Surapsari, SpGK.
Menurutnya, “Makan terlalu banyak tidak akan menjamin kita kenyang lebih lama,” tutur Juwalita kepada Kompas.com, Senin (27/4/2020).
Baca: Gorengan Jadi Menu Favorit Buka Puasa, Bagaimana Meminimalisir Mudaratnya?
Baca: Menyiasati Olahraga Selama Puasa di Bulan Ramadan
Rumus kenyang yang benar itu adalah adanya makanan tinggi protein dan serat dalam menu makan kita.
Protein dan serat adalah dua komponen yang sangat berpengaruh terhadap rasa kenyang.
Sementara itu, karbohidrat tidak akan bertahan lama karena dibakar lebih cepat oleh tubuh dibanding protein.
Penting juga kita ingat, banyak makan nasi saat sahur justru membuat kita mudah dan cepat mengantuk usai sahur dan saat menjalankan ibadah puasa di siang hari.
Baca: Imbauan Dokter untuk Pasien Diabetes yang Menjalani Ibadah Puasa Saat Pandemi Covid-19
Kenapa? Nasi merupakan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.
Pun nasi, melansir hellosehat.com yang menulis artikel dengan judul Kenapa Makan Nasi Putih Bisa Bikin Ngantuk, mengandung indeks glikemik tinggi.
Indeks glikemiks sendiri adalah standar yang dipakai untuk mengukur seberapa cepat makanan tertentu meningkatkan kadar gula di dalam darah.
Nah, hal inilah yang menjadi biang keladi rasa kantuk muncul jika kita makan nasi banyak.
Untuk diketahui, untuk memecah komponen karbohidrat nasi yang dimakan supaya bisa dimanfaatkan oleh seluruh sel kita, tubuh membutuhkan tenaga yang sangat besar untuk memprosesnya.