Gejalanya Mirip, Ini Beda Sesak Napas Akibat Covid-19 dan Serangan Jantung
Virus corona (covid-19) memiliki gejala mirip-mirip dengan penyakit lain misalnya gejala sesak napas yang juga dirasakan penderita serangan jantung.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Virus corona (covid-19) memiliki gejala mirip-mirip dengan penyakit lain misalnya gejala sesak napas yang juga dirasakan penderita serangan jantung.
Lalu bagaimana perbedaan sesak napas karena covid-19 $!, sesak napas akibat serangan jantung?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. David Dwi Ariwibowo SpPJ menjelaskan kalau sesak napas karena covid-19 biasanya napas berat disertai dengan riwayat penyakit lainnya seperti demam.
Kemudian poin utamanya sesak napas akibat covid-19 dirasakan setelah bepergian dari tempat yang terdapat kasus covid-19 atau pernah kontak dengan orang yang terdeteksi covid-19.
Baca: Ada yang Usul Relaksasi Pelaksanaan Ibadah, Bisakah Salat Idul Fitri Berjamaah Tahun Ini Digelar?
Baca: Wanita Ini Tiba-tiba Meninggal di Dalam Taksi Online, Sempat Batuk-batuk, Diduga Serangan Jantung
Baca: Mbah Mijan Kesal Disebut Bakal Bernasib Sama dengan Roy Kiyoshi yang Meramal Malah Terjerat Nakoba
"Kalau sesak napas karena covid pertama ada riwayat kontak, kemudian ada riwayat pergi ke zona merah kemudian ada riwayat demam, kemudian berkomplikasi seperti sesak tambah berat," ucap dr. David saat webinar, Selasa (12/5/2020).
Sedangkan sesak napas karena serangan jantung biasanya terjadi mendadak tanpa riwayat demam.
Lalu sesak napasnya benar-benar terasa berat bahkan memancing timbulnya nyeri di sekitaran jantung dan terasa keringat dingin.
"Tidak ada riwayat covid-19 mendadak ada nyeri dada yang hebat, keringat dingin, itu murni serangan jantung," ungkap dr. David.
Dr. David menjelaskan saat ini covid-19 menimbulkan komplikasi hampir ke seluruh tubuh, tidak hanya sistem pernapasan tapi juga komplikasi cardiovaksular misalnya pada otot jantung.
"Baru-baru ini pada sitem jantung menggangu pembuluh darah ke jantung sehingga menimbukkan resiko serangan jantung yang memperberat kondisi pasien," kata dr. David.