Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Studi Ungkap Penggunaan Hidroksiklorokuin Dapat Kurangi Tingkat Kematian pada Pasien Covid-19

Sebuah studi baru dari Henry Ford Health System mengungkap tentang penggunaan Hydroxychloroquine atau hidroksiklorokuin untuk mengobati COVID-19

Editor: Ekarista Rahmawati Putri
zoom-in Studi Ungkap Penggunaan Hidroksiklorokuin Dapat Kurangi Tingkat Kematian pada Pasien Covid-19
AFP
pil hidroksiklorokuin [File: George Frey / AFP] Studi Ungkap Penggunaan Hidroksiklorokuin Dapat Kurangi Tingkat Kematian pada Pasien Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah studi baru dari Henry Ford Health System mengungkap tentang penggunaan Hydroxychloroquine atau hidroksiklorokuin untuk mengobati COVID-19.

Henry Ford menerbitkan studi peer-review pada 1 Juli, menggunakan analisis perspektif skala besar pasien dari 10 Maret hingga 2 Mei.

Dikutip dari Mlive.com, Sabtu (4/7/2020) studi ini melibatkan lebih dari 2.500 pasien yang dirawat di rumah sakit dari enam rumah sakit Henry Ford, kata Dr. Marcus Zervos, kepala divisi penyakit menular untuk Henry Ford.

Baca: Tak Aman, Uni Eropa Sepakat Larang dan Hentikan Penggunaan Hidroksiklorokuin untuk Obati Covid-19

Dia mengatakan data menunjukkan bahwa Hidroksiklorokuin memiliki beberapa manfaat klinis dan dapat mengurangi inflamasi pada pasien COVID-19 di awal pandemi.

"Kami berpikir bahwa itu akan penting bagi kami, atau berpotensi penting untuk digunakan pada pasien kami, (karena) kami tidak memiliki opsi lain yang telah terbukti," kata Zervos.

Studi ini menyimpulkan bahwa pengobatan dengan Hidroksiklorokuin secara signifikan mengurangi tingkat kematian pasien COVID-19, kata Zervos.

Seorang farmasis menunjukkan botol dan pil Hydroxychloroquine atau Hidroksiklorokuin di Rock Canyon Pharmacy, Provo, Utah, (20/5/2020).
Seorang farmasis menunjukkan botol dan pil Hydroxychloroquine atau Hidroksiklorokuin di Rock Canyon Pharmacy, Provo, Utah, (20/5/2020). (AFP/George Frey)

Dari mereka yang diobati dengan Hidroksiklorokuin, hanya 13% dari mereka meninggal, dibandingkan dengan 26,4% yang meninggal dan tidak diobati dengan obat tersebut.

Berita Rekomendasi

BACA SELENGKAPNYA>>>>>>>>>>

Sumber: TribunnewsWiki
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas