Mengetahui Jantung Berdebar yang Tak Normal dan Patut Diwaspadai
Jantung berdebar saat terkejut atau ketakutan merupakan hal lumrah. Begitu juga ketika sedang berolahraga. Tapi ada yang perlu diwaspadai.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Jantung berdebar saat terkejut atau ketakutan merupakan hal lumrah. Begitu juga ketika sedang berolahraga, atau sedang jatuh cinta.
Namun, ada kalanya jantung berdebar yang patut diwaspadai ketika kita mengalaminya.
Satu di antaranya merupakan gejala aritmia atau gangguan irama jantung.
Aritmia terjadi saat sinyal listrik yang bertugas mengatur koordinasi detak jantung tidak berfungsi dengan baik.
Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah sekaligus Konsultan Kardiologi Intervensi dan Konsultan Elektrifisiologi dr. Ignatius Yansen NG., SP.JP (K), FIHA menjelaskan, jantung dalam keadaan istirahat normalnya berdenyut 60-100 kali dalam satu menit.
Baca: Olahraga yang Tepat untuk Penderita Jantung
Aritmia adalah kondisi ketika dalam keadaan istirahat detak jantung lebih cepat atau lebih lambat.
"Kalau dalam kondisi istirahat denyut jantung kita lebih cepat sekali atau lebih lambat sekali dari 100, maka kita sebut aritmia."
Demikian diungkapkan dr. Yansen dalam Live Instagram bersama Eka Hospital Bekasi, Kamis (7/8/2020).
Lalu, kapan kita harus mulai khawatir dengan gejala berdebar tersebut?
Dr. Yansen menambahkan, berdebar yang memiliki pencetus bisa dikatakan sebagai sesuatu yang normal.
Baca: Mengenal Tiga Penyebab Utama Henti Jantung Mendadak
Misalnya, ketika seseorang berolahraga, ketakutan, atau jatuh cinta.
Namun, jika sedang bersantai namun tiba-tiba muncul debaran yang kencang luar biasa maka itu perlu dicurigai sebagai sesuatu yang tidak normal.
Sehingga, jika mengalami kondisi tersebut Anda perlu memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit.
Selain itu, gejala berdebar juga perlu diwasadai jika sampai menimbulkan keluhan lain.
Misalnya, berdebar hingga menimbulkan rasa pusing, nyeri dada hingga mau pingsan atau bahkan sampai pingsan, hingga kejang.
"Jadi yang harus diwaspadai adalah kalau merasakan keluhan berdebar disertai keluhan lainnya."
"Artinya harus segera ke rumah sakit untuk periksa ke dokter jantung, karena kemungkinan ada sesuatu yang tidak normal," ujarnya menjelaskan.
Apakah aritmia bisa sembuh? Aritmia disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari kelainan bawaan pada waktu lahir, penyakit darah tinggi yang terjadi dalam waktu lama, penyakit karena jantung koroner, dan lainnya.
Untuk aritmia karena faktor bawaan, menurut dr. Yansen, sebagian besar bisa disembuhkan dengan proses pemeriksaan listrik jantung atau elektrofisiologi.
Setelah itu, dokter juga akan melakukan abrasi. Abrasi sendiri merupakan pemeriksaan listrik jantung yang prosesnya seperti katerisasi.
Proses ini dilakukan dalam kondisi sadar dengan bius lokal pada pasien.
"Ada beberapa kateter yang akan diletakkan di jantung untuk diperiksa lebih detail kira-kira kelainan listrik yang terjadi apa dan di mana. Kalau bisa dilakukan akan melalui proses abrasi," ungkapnya.
Melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up sejak awal dapat membantu kita mengetahui kondisi tubuh dan mencegah penyakit atau gangguan yang terjadi sejak dini, termasuk jika mengalami aritmia atau penyakit jantung lainnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gejala Dada Berdebar, Kapan Harus Khawatir?