Puskesmas Diharapkan Aktif Monitor Pengetahuan Gizi Ibu
Belum semua masyarakat di Indonesia, utamanya ibu-ibu, mengetahui efek samping susu kental manis (SKM) jika diberikan kepada anak-anak.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
![Puskesmas Diharapkan Aktif Monitor Pengetahuan Gizi Ibu](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kebutuhan-gizi-untuk-daya-tahan-tubuh-anak.jpg)
Dalam Permenkes 49 tahun 2014 disebutkan setiap susu formula Pertumbuhan dan Formula Pertumbuhan Anak usia 1-3 tahun yang beredar di Indonesia wajib memenuhi standar kandungan gizi dan keamanan gizi.
Pasal 8 (a) Permenkes itu juga melarang setiap iklan Susu Formula Pertumbuhan dan Formula Pertumbuhan.
Anak usia 1-3 tahun tidak diperbolehkan memberikan informasi atau pernyataan yang tidak benar, palsu, menipu dan menyesatkan.
BPOM kemudian menindaklanjuti informasi dari Kemenkes dengan mengeluarkan surat edaran bernomor HK.06.5.51.511.05.18.2000 tahun 2018 tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya.
Surat tersebut melarang produsen menampilkan anak-anak berusia kurang dari lima tahun dalam bentuk iklan televisi, maupun iklan lainnya. Produk kental manis juga dilarang memvisualisasikan produknya dengan produk susu lain yang setara sebagai pelengkap gizi.
Sayangnya, meski peraturan soal bahaya SKM pada bayi dan anak ini sudah lama ada, masyarakat hingga kini masih banyak yang menganggap bahwa SKM itu adalah susu. Hal itu membuktikan bahwa Kemenkes dan BPOM kurang melakukan monitoring pelaksanaan dari peraturan yang mereka buat itu.
Meida mengutarakan bahwa tidak boleh mengkonsumsi gula itu lebih dari 50 gram sehari. Dia mencontohkan untuk susu kental manis (SKM), dimana kandungan gula untuk 1/3 gelas SKM saja itu sudah mencapai 54 gram. Karena memang 60-70 persen dari kandungan SKM adalah gula atau kalori kosong istilahnya.
Dia menjelaskan asupan gula yang terlalu tinggi itu akan menghalangi masuknya Vitamin C yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas ke dalam sel. Akibatnya, itu akan meningkatkan mikroba negatif dan menurunkan mikroba positif, sehingga akan melemahkan kerja sel darah putih dalam fagositosis.