Mengenal Vaginismus, Disfungsi Seksual yang Disebabkan oleh Fobia
Gairah seksual pada wanita bisa terganggu oleh adanya disfungsi seksual yang disebut dengan vaginismus.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gairah seksual pada wanita bisa terganggu oleh adanya disfungsi seksual yang disebut dengan vaginismus.
Medical Sexologist dr. Binsar Martin Sinaga FIAS menjelaskan kondisi vaginismus adalah ketidakmampuan liang senggama atau vagina membuka saat menerima penetrasi dari Mr. P.
"Jadinya seperti mulut mingkem, keras sekali gak bisa penetrasi ke dalam vagina. Setiap aktivitas hubungan seksual ototnya jadi terkunci, langsung rapet," kata dr. Binsar saat live talkshow bersama Tribunnews.com.
Dr. Binsar menyebutkan vaginismus ini penyebab terbesarnya adalah fobia atau ketakutan untuk melakukan hubungan seksual.
-
Baca: Pria Ini Lem Vagina sang Istri Setelah Tuduh Berselingkuh
-
Baca: Mengapa Terjadi Pendarahan Pada Miss V Saat Hubungan Seks? Awas! Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya
Akibatnya, otot di vagina tidak berkontraksi saat ada rangsangan.
Ketakutan tersebut karena minimnya edukasi seksual yang didapatkan wanita alias wanita sangat tabu dengan seksual dan doktrinasi sehingga menimbulkan ketakutan ketika mau berhubungan seksual.
"Didoktrinasi laki-laki begini, lalu seks tabu yang membuat ketakutan karena semua itu terekam di otak," ungkap dr. Binsar.
Penyakit vaginismus ini bisa disembuhkan dengan dua cara pertama dengan memberikan stimulus dengan memasukan alat ke dalam vagina untuk memberikan rangsangan.
"Alatnya ada yang ukurannya kecil sampai sebesar untuk membiasakan si istri menerima penetrasi sebelun penetrasi penis dari suaminya. Ini butuh tiga sampai enam bulan karena tantangannya fobia atau ketakutan," kata dr. Binsar.
Kemudian yang kedua dengan membuat wanita lebih tenang dengan obat atau bahkan hipnosis untuk menghilangkan ketakutannya.
"Obat yang diperlukan hanya obat anti cemas agar fobia si wanita agak hilang bahkan perli hipnoterapi, angka kesembuhanya kalau ikuti 100 persen," pungkas dr. Binsar.