Selama Pandemi Covid-19, 82 Persen Tenaga Kesehatan Alami Kelelahan Mental
Selama pandemi Covid 19, tenaga kesehatan berusaha sekuat tenaga melayani pasien Covid 19.
Editor: Willem Jonata
Menurut Prof Ari, jumlah dokter yang berpraktek di rumah sakit juga semakin menurun. Selain akibat yang gugur juga adanya pembatasan dokter yang berumur diatas 60 tahun dan memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Tenaga kesehatan yang sudah menikah lebih stress
Dari survey tersebut juga terungkap bahwa tenaga kesehatan yang sudah menikah lebih stress ketimbang yang masih single.
“Yang menikah ternyata risikonya lebih besar mengalami burnout, karena manusia tidak terlepas dari keluarg ditambah lagi dengan beban kerja."
"Secara tidak langsung pasti kangen dengan keluarga pada saat bekerja. Para tenaga medis tidak pulang-pulang, sementara anak dan suami atau istri menunggu di rumah. Perasaan itu yang dipendam berbulan-bulan akan menimbulkan kelelahan dibatin,” papar dr Dewi.
Dokter Dewi meminta kepada masyarakat agar membantu menangani pandemi covid 19 secara bersama-sama.
Caranya dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Tindakan itu untuk menolong diri sendiri dan orang lain.
“Jangan enak-enakan, lalu kalau masuk RS tiba-tiba penyakit parah menyalahkan tenaga kesehatan padahal dengan perilaku seperti itu (tidak mau pakai masker, red) menyusahkan semua orang, keluarga, tenaga medis, kalau meninggal protokol covid ditegakan hanya boleh petugas saja itu kan miris banget,” papar dr Dewi.