Jangan Anggap Sepele Nyeri Dada
Bila nyeri menjalar ke lengan, leher, rahang, dan tembus ke belakang, serta diiringi sesak napas dan keringat dingin segera ke dokter
Editor: Eko Sutriyanto
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan Siloam Hospitals Jambi dr Evi Supriadi SpJP(K) FIHA FAsCC menambahkan bisanya nyeri dada terjadi pada penyakit jantung koroner.
Hal ini ditandai nyeri dada atau rasa tidak enak dengan gejala yang sangat khas, seperti tertusuk, terbakar, tertimpa benda berat, nyeri ulu hati. Biasanya dirasakan saat aktifitas atau stres.
Baca: Tukang Galon Tewas Ditusuk Pelanggan hingga Kena Jantung, Dendam Pesan Galon Tak Kunjung Datang
“Nyeri jantung tidak dapat dipengaruhi pernapasan atau batuk, posisi tubuh atau gerakan, dan tidak ada kaitan dengan kondisi lain, seperti herpes zoster dan trauma,” jelasnya.
Sedangkan nyeri dada berat atau serangan jantung, dr Evi memaparkan biasanya menunjukan nyeri pada sewaktu istirahat dan biasanya terus menerus,.
Nyeri pertama kali dengan kualitas yang berat dan hebat, nyeri baru yang meningkat dibandingkan nyeri sebelumnya, dan nyeri tidak stabil yang terjadi pada pasien yang pernah mengalami serangan jantung sebelumnya.
Faktor Risiko dan Pengobatan
Dr Tri Adi menjelaskan ada fakta risiko yang menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung. Pertama, usia, semakin seseorang bertambah tua, risiko terkena serangan jantung dan jantung koroner meningkat.
Kedua, jenis kelamin. Sebuah temuan terbaru menyebutkan wanita memiliki faktor risiko yang eksklusif.
Ketiga, merokok, kebiasaan ini dapat menyebabkan meningkatnya risiko seseorang terserang penyakit jantung.
Keempat, kurang aktivitas, kemudian alkohol, diet tidak sehat, obesitas keturunan atau riwayat keluarga hipertensi, diabetes, kolesterol jahat yang tinggi, dan terakhir stress.
Baca: Ade Firman Hakim Sempat Stress Karena Diperlakukan Seperti Pasien Covid-19
Sementara itu, dr Evi menegaskan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung disarankan untuk menerapkan pola hidup SEHAT, yaitu seimbangan gizi, enyahkan rokok, hindari stres, dan atasi tekanan darah dan gula darah, dan teratur serta terukur berolahraga dengan minimal sebanyak 150 menit selama satu minggu atau 30 menit sebanyak empat kali seminggu.
“Tidak hanya itu, disarankan pula untuk melakukan pengecekan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol secara berkala untuk mengetahui kondisi tubuh,” pungkas dr. Evi Supriadi, spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan Siloam Hospitals Jambi dr Evi Supriadi SpJP(K) FIHA FAsCC dalam Webinar tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.