Osteoporosis Bisa Ganggu Kualitas Hidup dan Ganggu Sistem Tubuh, Termasuk Jantung
Osteoporosis bisa disebut sebagai ‘silent disease’ karena menyerang secara diam-diam tanpa ada tanda-tanda khusus.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua dari lima penduduk Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.
Hal itu didasari pedoman pengendalian osteoporosis yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan no. 1142 tahun 2008.
Tulang adalah jaringan hidup yang secara konstan berubah-ubah. Dalam periode umur tertentu, sel tulang disimpan namun terdapat fase dimana sel tersebut terserap.
"Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan pengurangan massa atau kepadatan tulang sehingga mengakibatkan tulang menjadi keropos,” ujar Dr. dr. Franky Hartono, Sp.OT(K) selaku kepala Hip, Knee, and Geriatric Trauma Orthopaedic Center Siloam Hospitals Kebon Jeruk saat zoom meeting, Sabtu (24/10/2020).
Osteoporosis bisa disebut sebagai ‘silent disease’ karena menyerang secara diam-diam tanpa ada tanda-tanda khusus.
Apabila dibiarkan kedepannya dapat menimbulkan masalah pada fisik seperti rasa nyeri, patah tulang hingga membutuhkan ostheoarthritis advance.
Baca juga: Muncul Tanpa Gejala, Ini Kunci Mencegah Osteoporosis
Baca juga: Mengenal Osteoporosis dan Osteoarhritis, Berikut Kiat Pencegahan dan Pengobatannya
"Hal ini tentunya dapat menurunkan kualitas hidup seseorang yang dapat menganggu sistem tubuh yang lainnya termasuk jantung, paru-paru, dan lainnya," katanya.
Osteoporoisis bukanlah penyakit akibat kurangnya kalsium, namun kalsium hanyalah salah satu faktor resiko terjadinya osteoporosis” ujar dr. Karina Besinga, Sp.OT(K).
“Gejala osteoporosis biasanya tidak dirasakan pasien hingga terjadi cidera. Diagnosa dini osteoporosis dapat dilakukan melalui BMD (bone mass density) untuk menilai kepadatan tulang.
Terapi osteoporosis melalui gaya hidup, olahraga yang sesuai, pemberian obat-obat anti osteoporosis, dan dilakukan tindakan invasif bila osteoporosis tersebut menyebabkan tulang patah,” kata dr Daniel Marpaung SpOT(K).
Dalam rangka hari osteoporosis sedunia yang jatuh pada 20 Oktober 2020, Bersama kita mengingatkan kembali akan kesadaran diri kita dan keluarga mengenai pentingnya mencegah dan membantu penderita Osteoporosis.
Usaha–usaha yang tepat diharapkan mampu meminimalisir rasa nyeri, fraktur, bahkan sampai risiko kecacatan.
Walau di tengah pandemic Covid-19, kita dihimbau untuk selalu mengontrol kesehatan tulang melalui berbagai media baik melalui telekonsultasi melalui platform Aido Health (konsultasi online) maupun pertemuan tatap muka yang selalu mengedepankan protokol kesehatan di rumah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.