Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Peneliti Temukan Tiga Cara Mengurangi Risiko Kesehatan pada Perokok

Indonesia memiliki jumlah penjualan rokok tertinggi kedua di dunia setelah Tiongkok. Tiap tahunnya, terhitung ada 316 juta batang rokok yang terjual.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Peneliti Temukan Tiga Cara Mengurangi Risiko Kesehatan pada Perokok
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
DILARANG MEROKOK - Pegunjung melintasi papan bertuliskan larangan merokok di salah satu pintu masuk Bandung Electronic Center (BEC), Jalan Purnawarman, Kota Bandung, Selasa (18/4/2017). Pusat perbelanjaan elektronik terbesar di Kota Bandung itu menyediakan tempat khusus untuk merokok "Smoking Room" di salah satu pojok di halaman mal agar karyawan dan pengunjung tidak merokok disembarang tempat dan dilarang merokok di dalam mal. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Merokok telah menjadi bagian dari tradisi dalam menjalin keakraban sosial.

Perilaku merokok dianggap wajar di kalangan masyarakat, bahkan rokok telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup.

Hal ini yang menyebabkan jumlah perokok semakin meningkat tiap tahunnya.

Bahkan, Indonesia memiliki jumlah penjualan rokok tertinggi kedua di dunia setelah Tiongkok. Setiap tahunnya, terhitung ada 316 juta batang rokok yang terjual di dalam negeri.

Walaupun sudah banyak kampanye dan regulasi yang bertujuan untuk mengurangi frekuensi rokok, nyatanya kebiasaan ini sulit dihilangkan karena adanya zat adiktif dalam rokok yang dapat membuat kecanduan.

Baca juga: Ilmuwan Prancis Menguji Kemungkinan Nikotin untuk Cegah Covid-19

Indonesia dinobatkan menjadi negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asia Tenggara, yaitu 65 juta orang. Diantara angka tersebut, 66% diantaranya adalah laki-laki.

Berita Rekomendasi

Di saat yang sama, kanker paru terus menjadi ancaman terbesar sebagai kanker pembunuh pria dewasa nomor satu di Indonesia, dengan lebih dari 26 ribu pasien yang meninggal setiap tahunnya.

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock)

Ini menunjukkan bahwa permasalahan rokok tidak dapat dipandang sebelah mata, pasalnya hampir semua kasus kanker paru disebabkan oleh kebiasaan merokok - atau menjadi perokok pasif dalam waktu yang lama.

Jumlah tersebut bisa naik secara signifikan bila menghitung jumlah pasien yang meninggal akibat menjadi perokok pasif.

Untuk itu, diperlukan langkah lebih jauh dan kesadaran dari para perokok untuk turut mengurangi risiko kesehatan dalam jangka panjang.

Selain untuk para perokok, pemberian informasi tentang bahaya asap rokok dan upaya preventif perlu digalakkan kepada para perokok pasif, yang secara tidak sengaja terpapar oleh asap rokok di lingkungannya.

Banyak sekali orang yang tidak sadar bahwa dirinya justru sangat beresiko mengalami gangguan kesehatan karena menjadi perokok pasif. Maka dari itu, baik perokok aktif maupun perokok pasif perlu berupaya dalam mengurangi dampak negatif asap rokok dalam tubuh.

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang terbukti dapat mengurangi dampak negatif rokok pada tubuh:

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas