Efektivitas Alat Pembersih Udara, Bisakah Menurunkan Risiko Penularan Virus?
Membersihkan udara dalam rumah, singkirkan kotoran, debu, hingga bulu binatang menggunakan alat pembersih udara (air purifier) tampaknya menjanjikan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Membersihkan udara dalam rumah, menyingkirkan kotoran, debu, hingga bulu binatang menggunakan alat pembersih udara (air purifier) tampaknya menjanjikan.
Memang, fakta menyebut bahwa udara dalam ruangan memiliki polutan yang lebih tinggi dibanding di luar ruang.
Klaim-klaim yang diiklankan alat pembersih udara memang berhasil membuat banyak orang tertarik.
Namun, seberapa efektifkah alat ini?
Seperti dilaporkan kompas.com, alat pembersih udara biasanya mengandung filter berlapis-lapis, kipas untuk menyedot dan sirkulasi udara.
Baca juga: Musim Hujan Saat Pandemi Covid-19, Jangan Lupa Jaga Imunitas Tubuh, Begini Triknya
Saat udara bergerak masuk ke dalam filter, polutan dan partikel ikut tertangkap dan udara bersih dihembuskan lagi keluar.
Biasanya, filter pembersih udara terbuat dari kertas, fiberglass, atau jaring, dan butuh diganti secara berkala agar bisa berfungsi optimal.
Ini berarti, selain membeli alat pembersih udaranya, kita juga harus menyisihkan dana operasional untuk mengganti filter.
Baca juga: Sebagian Besar Masyarakat Percaya Konsumsi Vitamin Bisa Tingkatkan Imunitas
Berapa lama filter itu bisa dipakai tergantung pada pemakaian dan tipe alatnya. Beberapa filter dapat dipakai ulang setelah dicuci, tetapi butuh perawatan lebih teliti.
Apakah pembersih udara efektif?
Jawaban singkatnya adalah iya. Tetapi, pembersih udara tidak akan menghilangkan atau menetralisir semua partikel yang menjengkelkan di rumah.
Faktanya, banyak partikel yang bisa bertahan lama di permukaan, seperti furnitur, sprei, karpet, dan juga permukaan keras seperti tembok.
Walau demikian, pembersih udara bisa dipakai sebagai pelengkap untuk menyaring beberapa partikel ini:
- Alergen