Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Perlu Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Serta Masyarakat untuk Cegah Risiko Anak Stunting

Stunting juga dipicu oleh paparan infeksi berulang terutama pada 1.000 hari pertama usia anak.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Perlu Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Serta Masyarakat untuk Cegah Risiko Anak Stunting
IST
Paparan tentang fenomena anak stunting di kegiatan edukasi media secara virtual bertema Kolaborasi untuk Ciptakan Generasi Unggul yang diselenggarakan JAPFA, Selasa (22/12/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak stunting yang ditandai oleh kondisi fisik gagal tumbuh maksimal pada anak balita masih menjadi tantangan besar bangsa Indonesia ini.

Badan internasional PBB untuk perlindungan anak-anak, United Nations Children’s Fund (UNICEF), menyatakan, lebih dari dua juta anak menderita gizi buruk dan lebih dari tujuh juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting.

Merespon hal itu, perusahaan agribisnis PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) menjalankan sejumlah program sosial untuk mendorong menciptakan generasi unggul.

Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA mengatakan, JPFA pihaknya konsisten menjalankan program edukatif dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk menjaga keseimbangan asupan gizi, demi terwujudnya generasi Indonesia unggul.

Baca juga: Istana Wapres: Perlu Kerja Bersama, Keras dan Cerdas untuk Turunkan Prevalensi Stunting 14 Persen

Hal ini sejalan dengan program yang dicanangkan pemerintah.

Salah satu program  yang dijalankan untuk mendukung generasi unggul ialah JAPFA for Kids. Program ini dilaksanakan sejak tahun 2008 dan berhasil menjangkau 142.563 murid, 9.410 guru dan 830 sekolah di seluruh Indonesia.

Baca juga: Cara Mencegah Stunting, Penuhi Nutrisi Ibu Hamil Ini Ya Bu!

Program ini dilanjutkan dengan pengembangan program Posyandu Sehat dan Berdaya yang berfokus dengan pertumbuhan dan kesehatan ibu dan balita, yang saat ini sudah berhasil dilaksanakan di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.

Berita Rekomendasi

Marlina Ginting Kasubdit Komunikasi Informasi dan Edukasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI menjelaskan, stunting merupakan kondisi anak gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial.

Stunting juga dipicu oleh paparan infeksi berulang terutama pada 1.000 hari pertama usia anak.

Dampak stunting dalam jangka pendek, anak terhambat pertumbuhan fisiknya, tubuhnya rentan terhadap penyakit dan perkembangan kognitifnya terganggu.

Dalam jangka panjang, kecerdasannya juga terganggu, dengan produktivitas yang rendah.

Saat ini pemerintah tengah berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan edukasi di berbagai daerah untuk memerangi angka stunting.

“Kolaborasi yang telah dilakukan JAPFA dengan berbagai pihak sangatlah membantu pemerintah untuk menjangkau lebih banyak lagi masyarakat di Indonesia,” pada kegiatan edukasi media secara virtual bertema Kolaborasi untuk Ciptakan Generasi Unggul, Selasa (22/12/2020).

Sandra Fikawati Ahli Gizi dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, selainkolaborasi dari pemerintah dan pihak swasta, peran masyarakat, terutama seorang Ibu juga dibutuhkan untuk mengatasi kecenderungan stunting.

“Perlu memperhatikan keseimbangan asupan gizi untuk tumbuh kembang dan kaitannya dengan anak sebagai generasi unggul,” ujar Sandra.

Retno Artsanti, Head of Social Investment JAPFA menambahkan, meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19, pihaknya tetap menjalankan komitmennya untuk terus mendorong kualitas kesehatan masyarakat khususnya anak-anak usia sekolah melalui berbagai program edukasi yang dilakukan secara daring. 

“Kami akan terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk ciptakan kolaborasi bersama dalam membangun kemajuan generasi penerus Indonesia yang unggul,” katanya. (kontan/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas