Apa Itu Priapisme? Kondisi yang Dialami Pasien Covid-19 karena Ereksi Selama 3 Jam Sebelum Meninggal
Mengenal kondisi Priapisme yang dialami seorang pasien Covid-19 karena mengalami ereksi selama 3 jam sebelum meninggal
Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: Pravitri Retno W
Priapisme non-iskemik biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan ereksi yang tidak sepenuhnya kaku.
Baca juga: Jokowi: Merawat Semangat Untuk Berkarya Lewat Vaksinasi Covid-19 Bagi Seniman Pekerja Seni
Baca juga: Catat, Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama Hanya untuk Lansia dan Pegawai Pelayanan Publik
Penyebab Priapisme
Ada beberapa penyebab priapisme. Diantaranya:
- Pengobatan : Beberapa obat dapat mempengaruhi saraf di tubuh, termasuk di penis. Biasanya, saraf ini memperlebar arteri yang menyuplai penis, memungkinkan penis membesar dan ereksi.
- Narkoba : Penggunaan beberapa narkoba rekreasi dikaitkan dengan priapisme, termasuk sabu-sabu, mariyuana, kokain, dan ekstasi.
- Cedera : Kerusakan arteri penis dapat terjadi dengan cedera pada penis atau perineum dan dapat mencegah darah mengalir atau terkuras. Ini adalah penyebab umum dari priapisme non-iskemik.
- Anemia sel sabit : Sel darah merah yang berbentuk tidak normal dapat menyebabkan penyumbatan arteri penis dan, karenanya, menyebabkan priapisme.
- Kanker : Dalam kasus yang jarang terjadi, priapisme dapat terjadi dengan jenis pertumbuhan kanker tertentu, terutama jika menghalangi arteri penis atau suplai saraf dan menyebabkan penyumbatan.
- Gangguan darah : Kasus ini jarang terjadi, namun beberapa kondisi, darah dapat menyebabkan priapisme.
Thalassemia, leukemia kronis dan multiple myeloma , khususnya, telah dikaitkan dengan priapisme.
(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi) (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)