Pabrik Obat Asal Korsel Umumkan Hasil Uji Klinis Pengobatan Diabetes Tipe-2
Ketika enavogliflozin dan metformin dikonsumsi secara bersamaan, kedua kandungan obat tersebut tidak saling memengaruhi satu sama lain
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Daewoong Pharmaceutical baru saja mengumumkan hasil uji klinis pengobatan diabetes tipe-2 bernama 'Enavogliflozin' dalam ajang American Society for Clinical Pharmacology and Therapeutics yang diadakan secara online pada tanggal 12-17 Maret 2021.
Dalam sebuah presentasi yang diikuti oleh 2.300 pakar kesehatan bidang farmakologi seluruh dunia, Daewoong Pharmaceutical menyampaikan hasil uji klinis fase-1 yang dilakukan untuk menguji dampak enavogliflozin dan metformin saat dikonsumsi secara bersamaan.
Uji klinis ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi obat dalam darah pasien saat mengonsumsi enavogliflozin dan metformin secara bersamaan dan saat mengonsumsi enavogliflozin atau metformin secara terpisah.
Berdasarkan hasil uji klinis ini, telah terbukti bahwa kedua kandungan obat tersebut tidak saling memengaruhi satu sama lain karena tidak ada perbedaan signifikan dalam konsentrasi darah pasien.
"Selama uji klinis, tidak terjadi interaksi obat saat enavogliflozin dan metformin dikonsumsi secara bersamaan. Keamanan kedua kandungan obat tersebut terjamin apabila dikonsumsi secara bersamaan karena tidak ada perbedaan tingkat penyerapan obat,” ujar Profesor Jang In-Jin dari Department of Clinical Pharmacology and Therapeutics, Seoul National University Hospital, yang juga menjadi penanggung jawab dalam uji klinis tersebut.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Mengganti 8 Pejabat Setingkat Wakil Menteri
Saat ini, Daewoong Pharmaceutical telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea Selatan untuk melaksanakan uji klinis terapi kombinasi metformin fase-3. Uji klinis ini merupakan lanjutan dari hasil uji klinis enavogliflozin dan metformin fase-1.
Berdasarkan hasil uji klinis yang kami lakukan, ketika enavogliflozin dan metformin dikonsumsi secara bersamaan, kedua kandungan obat tersebut tidak saling memengaruhi satu sama lain.
"Saat ini, kami mengembangkan terapi tunggal menjadi terapi kombinasi dan akan mempercepat pengembangan enavogliflozin sebagai obat baru yang terbaik di kelasnya sehingga dapat membantu pasien diabetes tipe-2 mengontrol gula darah, terutama bagi pasien yang gula darahnya sulit dikontrol hanya dengan menggunakan obat-obatan yang ada di pasaran saat ini,” ujar Park Hyun-jin, head of Development Division, Daewoong Pharmaceutical.
Enavogliflozin adalah obat pertama untuk mengobati diabetes SGLT-2 yang dikembangkan oleh Daewoong Pharmaceutical di antara perusahaan farmasi lokal Korea Selatan.
Baca juga: Biotis Pharmaceuticals Suntikkan Ratusan Juta Dolar AS Ke Unair untuk Riset Vaksin Merah Putih
Dalam uji klinis fase-2, enavogliflozin diberikan pada pasien diabetes tipe-2 yang gula darahnya sulit dikontrol.
Hasil uji klinis tersebut menunjukkan bahwa enavogliflozin terbukti memiliki efek penurunan tingkat gula darah dan pengurangan hemoglobin terglikasi yang lebih baik dibandingkan dengan inhibitor SGLT-2 yang ada. Keamanannya juga terbukti dan dapat mengurangi efek samping pemberian obat.
Daewoong Pharmaceutical saat ini sedang mengembangkan enavogliflozin sebagai obat inihbitor SGLT-2 baru yang terbaik di kelasnya.
Peluncuran enavogliflozin diharapkan akan dilakukan di Korea Selatan pada tahun 2023.
Baca juga: Merasa Tak Pantas Kakinya Dicium Aurel Hermansyah, Ashanty: Aku Merasa Bukan Ibu yang Melahirkan Dia
Sementara itu, di Korea Selatan, metformin direkomendasikan sebagai pengobatan pertama bagi pasien diabetes dan Berbagai terapi kombinasi juga dapat direkomendasikan berdasarkan kondisi klinis pasien.
Selain itu, penghambat SGLT-2 dan agonis reseptor GLP-1 direkomendasikan untuk pasien diabetes yang juga mengidap penyakit kardiovaskular.
Adapun pengobatan yang ada saat ini, cenderung mengembangkan pengobatan diabetes baru untuk pasien dengan tingkat gula darahnya yang sulit dapat dikontrol dan memperluas indikasi obat agar dapat digabungkan dengan pengobatan yang sudah ada.