Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Benarkah Fungsi Paru-paru Penyintas Covid Tidak Bisa Normal Lagi? Ini Kata Ahli

Penyintas Covid-19 nampaknya belum sepenuhnya dapat bernafas lega. Kemungkinan, fungsi paru-paru tidak dapat befungsi normal seperti sedia kala.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Benarkah Fungsi Paru-paru Penyintas Covid Tidak Bisa Normal Lagi? Ini Kata Ahli
Kemenkes
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19 di Paru-paru 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Meski telah dinyatakan sembuh, penyintas Covid-19 nampaknya belum sepenuhnya dapat bernafas lega. Kemungkinan, fungsi paru-paru tidak dapat befungsi normal seperti sedia kala.

Hal ini diungkapkan oleh dr Heidy Agustin, Sp. P(K). Seperti yang diketahui sebelumnya, saat terserang Covid-19, gejala pertama kali yang dirasakan adalah batuk-batuk hingga sesak nafas.

Dampak ini semakin terasa jika pengidap Covid-19 sudah di tahap menengah dan berat.

Baca juga: Penyintas Sedang yang Isolasi Mandiri di Rumah Berisiko Long Covid-19

Baca juga: Makanan yang Disarankan Ahli Gizi untuk Dikonsumsi Penyintas Covid-19

Penanganan yang segera dan deteksi sedari dini dapat membantu gejala tersebut.

Namun di beberapa kasus, ada pula yang sudah mengalami infeksi sampai ke tahap yang cukup berat. Sehingga terjadinya proses peradangan yang cukup berat pada paru-paru.

Ilustrasi pasien Covid-19 - Tiga orang dari satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu hamil, ayah, serta ibunya maninggal di Surabaya karena positif Covid-19 dan berstatus PDP.
Ilustrasi pasien Covid-19 - Tiga orang dari satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu hamil, ayah, serta ibunya maninggal di Surabaya karena positif Covid-19 dan berstatus PDP. (EPA-Efe/STR)

Lama kelamaan peradangan tersebut membentuk parutan sehingga menyebabkan paru-paru menjadi kaku. Dalam kondisi seperti ini, dunia medis menyebabkannya fibrosis.

Berita Rekomendasi

Menurut pemaparan dr Heidy, fibrosis dapat menyebabkan paru-paru tidak mengembang seperti semula. Sehingga paru-paru mengalami keterbatasan dalam menampung oksigen.

Sehingga setelah dinyatakan sembuh, tubuh tetap alami sesak napas yang parah, batuk, dan kelelahan yang mungkin terjadi usai sembuh dari infeksi virus corona.
Sayangnya untuk saat ini menurut dr Heidy belum ada obat yang dapat menyembuhkan fibrosis secara total.

Namun, masih ada upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi gangguan yang disebabkan oleh fibrosis. Misalnya seperti pemindaian paru-paru secara teratur dan mengonsumsi makanan berprotein tinggi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas