Pria Dewasa yang Sunat Tak Boleh Berhubungan Suami Istri Selama 4 Pekan, Jahitannya Akan Robek
Tak sedikit orang dewasa yang belum melakukan sirkumsisi atau sunat. Ini saran dokter agar sunat hasilnya maksimal.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Tak sedikit orang dewasa yang belum melakukan sirkumsisi atau sunat. Ini saran dokter agar sunat hasilnya maksimal. Salah satunya tak boleh melakukan hubungan suami istri atau seksual.
Di Indonesia, laki-laki umumnya melakukan sirkumsisi atau sunat dengan alasan kepercayaan atau kesehatan.
Sunat pada orang dewasa adalah pilihan pembedahan untuk pria yang tidak melakukan sunat di masa kanak-kanak.
Sirkumsisi diartikan sebagai tindakan pemotongan kulit yang menutupi kepala mr p.
Baca juga: Apa Itu Priapisme? Kondisi yang Dialami Pasien Covid-19 karena Ereksi Selama 3 Jam Sebelum Meninggal
Baca juga: Manfaat Sunat Bagi Pria, Bukan Hanya untuk Diri Sendiri, Tapi Juga Pasangan
Prosedur tersebut pada dasarnya bisa dan boleh dilakukan saat anak-anak maupun ketika sudah dewasa.
Tak sedikit orang dewasa yang belum melakukan sirkumsisi atau sunat.
Prof. Andi Asadul Islam, Ph.D,MD, sekaligus ketua PP Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (PP IKABI), menjelaskan tindakan sirkumsisi yang di lakukan pada orang dewasa.
Tindakan sirkumsisi pada dewasa menurutnya sama dengan anak-anak, hanya saja tindakan yang dilakukan cukup ekstra.
Tak hanya itu orang dewasa juga harus menahan ereksinya agar tidak terjadi pendarahan akibat jaitan yang terlepas.
“Kita tahu kalau pria dewasa setelah dewasa dia harus istirahat atau cuti ereksi, karena kalau sampai terjadi ereksi jahitan bisa terbuka dan terjadi pendarahan. Serta jangan melakukan hubungan seksual selama empat pekan,” kata Prof Andi saat acara webinar bertajuk Menelisik Sunat Bagi Pria Dewasa, Kamis (8/4/2021).
Prof Andi juga menyampaikan antisipasi terjadinya jahitan robek, maka dilakukan edukasi bagi pasien, seperti menjaga kebersihan luka dan puasa ereksi khususnya pada minggu pertama pasca sirkumsisi.
Gula darah juga menjadi hal penting untuk dikontrol sebelum melakukan sirkumsisi.
"Hipertensi tidak terlalu berpengaruh tapi gula darah itu memang riskan apalagi kalau sampe belum kering udah ereksi," ucapnya.
Dirinya juga menyarankan untuk menggunakan metode konvensional untuk meminimalisir risiko dan aman.