Diabetes Tidak Terkontrol Tidak Hanya Berpotensi Rusak Jantung Tapi Juga Menimbulkan Stroke
Diabetes yang tidak terkontrol tidak hanya berdampak langsung ke otak, namun juga dapat merusak jantung yang secara tidak langsung berujung pada strok
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diabetes yang tidak terkontrol tidak hanya berdampak langsung ke otak, namun juga dapat merusak jantung yang secara tidak langsung berujung pada munculnya penyakit stroke.
Dikutip dari laman www.niddk.nih.gov, Rabu (19/5/2021), Direktur Kantor Kesehatan Global dan Disparitas Kesehatan di Institut Gangguan Neurologis dan Stroke Nasional (NINDS), Richard Benson, MD, PhD, mengatakan bahwa kelebihan glukosa dalam sistem peredaraan darah menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah kecil.
Ini dapat menimbulkan peradangan, penyempitan serta pengerasan arteri yang nantinya berpotensi memutus supply darah.
Baca juga: Penderita Diabetes Dua Kali Lipat Berisiko Terkena Stroke
Baca juga: Dosen Tetap Mengajar Meski Terbaring Sakit karena Stroke, Mahasiswa Kaget saat Lihat
"Dan ini akan berakhir dengan terjadinya kerusakan secara permanen pada area yang disupply oleh pembuluh darah tersebut," kata Benson.
Glukosa yang tidak terkontrol, kata dia, juga dapat merusak arteri jantung dan dapat menyebabkan detak jantung yang tidak normal atau aritmia jantung yang fatal.
"Kontraksi cepat dari ruang atas jantung (fibrilasi atrium) dan jantung yang membesar juga dapat menyebabkan stroke). Maka diabetes yang tidak terkontrol, selain berdampak langsung ke otak, bisa juga merusak jantung yang secara tidak langsung berujung pada stroke," tegas Benson.
Benson menyebut 30 persen dari semua stroke iskemik berkaitan dengan pembekuan darah dari jantung.
Lalu siapa yang paling berpotensi menderita stroke ?
Tautan eksternal Studi Stroke Manhattan Utara menemukan bahwa orang kulit hitam 2 kali lebih berpotensi dan orang Hispanik 1,5 kali lebih berpotensi menderita stroke, jika dibandingkan orang kulit putih.
Selain itu, penyakit stroke baru lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan kaum perempuan.
"Karena laki-laki cenderung memiliki harapan hidup yang lebih pendek daripada perempuan," papar Benson.
Selama ini, diabetes sebagai faktor risiko stroke lebih banyak ditemukan pada populasi lanjut usia (lansia).
Namun kata Benson, orang berusia lebih muda dengan diabetes tipe 2 atau diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol juga berisiko terkena stroke.
"Karena kondisi mereka dapat dipengaruhi oleh jenis kerusakan pada pembuluh darah yang membuat seseorang berisiko terkena stroke," pungkas Benson.