Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ada 845.000 Kasus TBC di Indonesia, Nomor 2 di Dunia, Kemenkes Ungkap yang Mengkhawatirkan

Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India sebagai negara yang memiliki gangguan penyakit tuberkolosis (TBC).

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Ada 845.000 Kasus TBC di Indonesia, Nomor 2 di Dunia, Kemenkes Ungkap yang Mengkhawatirkan
Freepik
ILUSTRASI penderita TBC 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India sebagai negara yang memiliki gangguan penyakit tuberkolosis (TBC).

Indonesia sendiri berada di posisi kedua setelah India dengan jumlah kasus 845.000 kasus. Sedangkan negara ketiga adalah China.

Menurut pemaparan dr Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menyebutkan jika untuk angka kasus, Cina berada di estimasi 833.000. Selisih sedikit dengan angka di Indonesia.

Menurut Direktur P2PML Kementerian Kesehatan RI, dr Nadia, mungkin secara jumlah hanya selisih sedikit. Namun ada hal yang jauh lebih mengkhawatirkan. Yaitu angka kasus baru. 

"Kalau kasus baru kita 312/100.000, sedangkan China 70/100.000 inilah hampir mendekati. Menyamai bahkan lebih rendah dari Indonesia," ungkapnya pada kanal YouTube Stop TB Partnership Indonesia, Senin (14/6/2021). 

Baca juga: Jika Anak Idap TBC Harus Rutin Diobati, Apakah Pengaruhi Tumbuh Kembang? Simak Penjelasan Dokter

TBC saat ini masih memang masih menjadi masalah global. Penyakit ini merupakan pembunuh paling mematikan di dunia. Hampir 4000 orang kehilangan nyawa karena TBC dan 30.000 orang jatuh sakit.

Berita Rekomendasi

Karenanya, dr Nadia menyebutkan untuk adanya dilakukan pencegahan. Dapat dilakukan dengan pemberian terapi untuk semua kelompok umur. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021). (Tangkapan layar via zoom)

Selain itu terapi pengobatan pada TBC harus konsisten minimal 6-9 bulan.

Menurutnya, ini justru menjadi tantangan karena akan menimbulkan kebosanan sehingga putus obat.

Tidak hanya itu, pemerintah sendiri telah membuat program khusus untuk menyelesaikan permasalahan ini. 

"Waktunya menuntaskan penyakit ini. Komitmen pemerintah eliminasi TBC di 2030 adalah melalui Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC. Sudah dicanangkan dua bulan sebelum covid-19 melanda yaitu 29 Januari 2020 di Cimahi," katanya lagi.

Untuk menyukseskan eliminasi TBC 2030, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak. Dimulai dari pemerintah pusat, hingga pemerintah daerah. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas