Infertilitas Bisa Dipicu oleh Gaya Hidup dan Penyakit Infeksi, Bayi Tabung Bisa Jadi Solusi
Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk hamil sekurang-kurangnya selama 1 tahun berhubungan seksual teratur tanpa kontrasepsi
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Kita sering mendapati pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun namun belum kunjung dikaruniai momongan. Padahal, pasangan suami-istri tersebut menjalani hubungan seksual yang wajar dalam kehidupan rumah tangganya.
Menurut dr Haviz Yuad, SpOG, KFER, dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan - Fertilitas Endokrinologi Reproduksi - Morula IVF, infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk hamil sekurang-kurangnya selama 1 tahun berhubungan seksual teratur tanpa kontrasepsi.
"Penyebabnya bisa macam-macam, mulai dari gaya hidup, menstruasi tidak teratur hingga penyakit infeksi,” ungkap dr Haviz Yuad saat tampil sebagai pembicara seminar Morula Fertility Talk 2021 di Hotel Grand Zuri, Padang, Minggu (20/6/2021).
Dr Haviz Yuri menjelaskan, siklus haid pada wanita sendiri dikatakan normal apabila berlangsung antara 24 hingga 35 hari. Sementara, periode menstruasi umumnya antara empat sampai tujuh hari atau maksimal sepuluh hari.
"Untuk beberapa kasus infertilitas, teknologi bayi tabung (in vitro fertilization/ IVF) dikenal sebagai salah satu upaya program kehamilan yang bisa membantu pasangan mendapatkan keturunan," ungkapnya.
Baca juga: Banyak Suami Istri Susah Punya Anak, Rumah Sakit Ini Hadirkan Program Bayi Tabung Bersama Morula IVF
Bayi tabung kini semakin diminati bagi mereka yang merencanakan kehamilan namun memiliki kendala gangguan kesuburan atau infertilitas.
Program Bayi Tabung
Program bayi tabung adalah Teknik Reproduksi Berbantu (TRB) atau teknik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia (in vitro fertilization/IVF).
Kemudian, setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim istri.
Data penelitian menunjukkan, angka keberhasilan bayi tabung mencapai 30 sampai 40 persen, paling tinggi di antara program kehamilan berbantu lain seperti penggunaan obat-obatan dan inseminasi.
Baca juga: Minat Tinggi, Layanan Bayi Tabung Kini Hadir di Yogyakarta
Kini, peluang keberhasilan itu semakin optimal dengan dukungan teknologi mutakhir yang memaksimalkan setiap tahapan program bayi tabung.
Baca juga: Ikhtiar Lewat Program Bayi Tabung, Istri Natta Reza Akhirnya Hamil
Dengan perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, pasangan suami istri yang mengalami infertilitas masih bisa memiliki kesempatan untuk hamil dan memiliki anak dengan menjalani program bayi tabung/IVF.
Kehadiran beragam teknologi canggih yang digunakan sangat bermanfaat memaksimalkan peluang keberhasilan program bayi tabung.
Namun demikian, faktor lain yang juga sangat menentukan kesuksesan bayi tabung yakni, usia si calon ibu.
Jangan Tunda Kehamilan
Kondisi pandemi membuat sebagian besar pasangan memilih untuk menunda program kehamilan. Namun, kehamilan yang ditunda, khususnya pada usia tertentu ternyata tak disarankan.
Kondisi tersebut berkaitan dengan jumlah sel telur di rahim yang berperan besar dalam proses kehamilan.
Menurut dr.Dedy Hendru, SpOG. KFER, dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan - Fertilitas Endokrinologi Reproduks - Morula IVF Padang, usia terbaik Wanita adalah di bawah 38 tahun.
"Semua tergantung usia. Kalau menunda kehamilan justru jumlah sel telur makin sedikit," ujar dr Dedy Hendru.
Seminar Infertility Talk di Kota Padang merupakan bagian dari rangkaian Morula Fertility Fest 2021, dengan mengangkat tema terkait infertilitas dan peranan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) bayi tabung/IVF.
Kegiatan Fertility Talk Morula IVF Padang disiapkan sebagai edukasi dan memberikan solusi tentang masalah infertilitas yang banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia.
1 Ikhtiar 1 Pohon
Sementara itu memasuki usia 1 tahun MOrula IVF Indonesia, President Director Morula IVF Indonesia dr.Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, MMIS, Sp.OG - mengatakan, pihaknya kali ini mengusung tema ‘1 Ikhtiar 1 Pohon’ sebagai Mid Year Program bayi tabung.
“Penanaman pohon merupakan gambaran bagian dari kehidupan dimana jika dari awal sudah dipersiapkan dengan baik, bibit-bibit yang bagus ini akan menjadi keturunan yang baik,” ujarnya.
Gerakan 1 ikhtiar 1 pohon ini untuk mengingatkan peran Morula IVF Indonesia dalam kontribusinya mewujudkan mimpi pasangan berikhtiar mendapatkan buah hati, sejak sejak awal proses hingga saat persalinan.