Hanna Kirana Meninggal karena Gagal Jantung, Ini Kata Dokter Tentang Gejala dan Faktor Risikonya
Pesinetron Hanna Kirana meninggal dunia karena gagal jantung di usia yang relatif masih sangat muda, 24 tahun.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berita duka kembali menyambangi dunia hiburan di tanah air.
Pesinetron Hanna Kirana meninggal dunia karena gagal jantung di usia yang relatif masih sangat muda, 24 tahun.
Kabar tersebut tentu saja mengejutkan. Sebab, umumnya orang mengetahui bahwa gagal jantung hanya diderita orang lanjut usia.
Nyatanya, menurut dokter spesialis jantung, Dr dr Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, penyakit ini bisa menyerang segala usia.
Di sisi lain, ia mengatakan jika gagal jantung berbeda dengan serangan jantung.
Baca juga: Ngotot Pergi Main Bareng Teman, Padahal Orangtua Melarang, Hanna Kirana: Ini Main Aku Terakhir
Baca juga: Curhat Hanna Kirana Sebelum Meninggal, Singgung Kematian dan Rasa Sakit, Disangka Pacar Melantur
Untuk mengetahui perbedaannya secara pasti, memang harus dilakukan diagnosis terlebih dahulu.
Namun, dr Sally menyebutkan jika umumnya serangan jantung memiliki keluhan nyeri di dada.
"Sedangkan gagal jantung, kebanyakan keluhan utamanya sesak napas. Walaupun bisa saja terdapat keduanya," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (3/11/2021).
Oleh karena itu ketika sudah terdapat ciri-ciri di atas, disarankan untuk langsung melakukan konsultasi pada dokter, sehingga dapat ditangani secara cepat dan tepat.
Dr Sally pun menjelaskan beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung. Di antaranya seperti mengidap hipertensi, diabetes dan obesitas.
Baca juga: Karier Hanna Kirana di Entertainment: Jadi Ekstras hingga Dapat Peran Utama di Serial Kontroversial
Selain itu penyakit jantung lain bisa menimbulkan gagal jantung. Misalnya penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, penyakit jantung bawaan.
Obat-obatan yang mengandung kardiotoksik pun dapat memicu terjadinya serangan jantung. Kandungan kardiotoksik, biasanya ditemukan pada beberapa obat kanker.
Selain itu ada pula beberapa penyakit yang menyebabkan gagal jantung. Yaitu penyakit jantung kehamilan, kelainan jantung pada penyakit autoimun dan sebagainya.